Bedah Buku Bisnis #59 : Post Corona | Bambang Pramujo & Nariman Prasetyo

Topik: Ringkasan Diskusi Buku “Post-Corona” oleh Scott Galloway

Pembukaan & Pengantar Diskusi

  • Pertemuan ke-59 membahas buku Post-Corona karya Scott Galloway.
  • Dihadiri oleh dua pembicara utama: Pak Bambang Pramujo (reviewer) dan Pak Nariman Prastiyo (guest), keduanya merupakan tokoh berpengalaman di bidang bisnis dan konstruksi.
  • Diskusi diangkat dari perspektif bisnis, dengan harapan peserta juga memberikan sudut pandang dari berbagai bidang lain.

Profil Penulis & Latar Belakang Buku

  • Scott Galloway adalah profesor di NYU dan pendiri 9 perusahaan.
  • Buku ini menggambarkan perubahan besar di dunia pasca-COVID-19, khususnya di Amerika, berdasarkan data dan analisis ilmiah.
  • Fokus utama adalah akselerasi transformasi digital dan dampaknya terhadap bisnis.

Dampak Pandemi COVID-19

  • Pandemi mempercepat transformasi digital: e-commerce melonjak dari 16% ke 27% dalam waktu 8 minggu.
  • Banyak sektor tradisional terpuruk (ritel, perhotelan), sementara sektor teknologi dan big tech (Apple, Amazon, Google, Facebook) tumbuh drastis.
  • Tesla menjadi contoh lonjakan market cap yang ekstrem karena keberhasilannya membangun narasi sebagai “mobil masa depan”.

Fenomena “Calling” atau Seleksi Alam Bisnis

  • Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan tereliminasi.
  • Perusahaan besar justru makin kuat (“The strong get stronger”), perusahaan lemah makin terpuruk.

Strategi Bertahan dan Tumbuh Pasca-Corona

  1. Cash is King: Likuiditas menjadi kunci karena pendanaan eksternal sulit didapat selama krisis.
  2. Optimalisasi Aset: Mengelola aset agar tetap produktif.
  3. Hindari Buy Back Saham: Dianggap hanya gimmick jangka pendek, bukan strategi produktif.
  4. Radical Cost Cutting: Potong biaya secara signifikan, terutama biaya tidak produktif.
  5. Kompensasi Adil: Potong gaji secara proporsional, tidak rata untuk semua level.
  6. Pembersihan SDM (Deadwood): Identifikasi dan eliminasi SDM yang tidak perform atau tidak berkembang.
  7. Transformasi Bisnis Model: Adaptasi dari model bisnis tradisional ke model digital/online, seperti takeaway, layanan online.
  8. Menarik Talenta Muda: Perusahaan yang masih didominasi generasi lama dianggap kurang prospektif.
  9. Manfaatkan Teknologi untuk Efisiensi: Disruption terjadi jika harga naik tapi kualitas tidak ikut naik.

Peran Narasi dalam Nilai Perusahaan

  • Produk yang mampu membangun narasi masa depan lebih dihargai (contoh: Tesla).
  • Brand kuat tapi tanpa inovasi bisa tergerus oleh produk dengan kualitas unggul.

Tantangan untuk Indonesia

  • Perusahaan Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada platform asing.
  • Perlu investasi dalam teknologi, inovasi, dan narasi produk sendiri.

Penutup

  • Disruption akan terus terjadi bagi yang gagal mengadopsi teknologi.
  • Perusahaan harus adaptif, efisien, dan inovatif untuk tetap relevan.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

Perjalanan Pak Budi Rahardjo dan AI

https://www.youtube.com/watch?v=VkK_m3UeJp8 Dari Computer Vision hingga Generative AI: Perjalanan Panjang Pak Budi di Dunia Artificial Intelligence Dalam video kali ini, kita diajak menyelami kisah inspiratif Pak...

A: BREED #265: The 5 AM Club | Inayati Khaerinnisaa, Hendri Ma’ruf & Fuad A Herya

https://www.youtube.com/watch?v=w_7i99xX1sA Topik: Pembukaan Diskusi Breed 265 – Buku The 5AM Club Pembicara membuka acara dengan beberapa kendala teknis sebelum memulai share screen. Acara Breed ke-265 kembali...

Kenapa Bahasa Indonesia Adalah Skill Karier Termahalmu? – Ivan Lanin –

Siap. Ini versi bersih tanpa tautan/citation—siap copas ke blog: Dari Kode ke Kata: Percakapan tentang Karier, Bahasa, & Cara “Berteman” dengan AI Bagaimana seseorang bisa berpindah...