BREED #149: Digital Minimalism | Iwan Kusworo, Tanti Ruwani & Imam Dermawan

Topik: Bedah Buku “Digital Minimalism” oleh Cal Newport

Poin-poin:

  • Pembukaan & Perkenalan:
    • Dipandu oleh Tasha sebagai host dan Imam Dermawan sebagai moderator.
    • Buku ke-149 yang dibahas oleh komunitas BRIT.
    • Reviewer utama: Pak Iwan Kusuru, Head of IT Demand Management Manulife.
    • Guest reviewer: Bu Tanti Ruwani, praktisi dan edukator blockchain.
  • Inti Buku Digital Minimalism:
    • Kritik terhadap ketergantungan manusia pada dunia digital.
    • Fenomena masyarakat yang kecanduan gadget, bahkan di momen kebersamaan keluarga.
    • Kutipan dari blogger dan tokoh lain menggambarkan manusia telah kehilangan sisi “humanis”-nya karena dunia digital.
  • Konsep Utama:
    • Digital Minimalism adalah filosofi penggunaan teknologi secara selektif dan terarah untuk mendukung nilai-nilai pribadi.
    • Fokus pada kegiatan yang bernilai tinggi dan mengurangi konsumsi digital yang tidak berarti.
  • Tiga Prinsip Utama:
    • Clutter is costly: terlalu banyak aplikasi mengganggu fokus dan waktu.
    • Optimization is important: cukup gunakan satu aplikasi untuk satu fungsi.
    • Intentionality is satisfying: gunakan teknologi dengan sengaja untuk nilai yang diyakini.
  • Langkah-langkah Digital Declutter:
    • Tentukan aturan penggunaan teknologi.
    • Puasa digital selama 30 hari.
    • Reintroduksi teknologi secara selektif.
  • Praktik Pendukung:
    • Spend time alone, write letters to yourself.
    • Batasi interaksi notifikasi dan buat jadwal penggunaan gadget.
    • Jadwalkan hiburan “low quality” seperti nonton film.
    • Ikut komunitas bermakna dan lakukan aktivitas fisik/manual (misal: berkebun, merakit).
  • Komentar dari Bu Tanti:
    • Buku ini memberi harapan bahwa kita masih bisa mengendalikan penggunaan digital.
    • Menekankan pentingnya struktur dan niat dalam penggunaan gadget.
    • Membagikan pengalaman membuat aplikasi Islami untuk membentuk kebiasaan baik.
  • Diskusi dan Pertanyaan:
    • Tantangan relevansi buku setelah pandemi COVID-19.
    • Kritik dari peserta bahwa dunia pasca-pandemi memaksa kita bergantung pada teknologi.
    • Pentingnya membedakan antara penggunaan gadget untuk kerja dan untuk sosmed.
    • Pak Iwan menekankan bahwa meskipun teknologi membantu, komunikasi langsung tetap tak tergantikan karena keterlibatan semua pancaindra.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Inteligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #272: The Corporation in The 21st Century | GWidayanto, Jaha Nababan, Ningky M & Deni Yulian

https://www.youtube.com/watch?v=cPs_YYZDBFM Topik: Diskusi Buku “The Corporation in the 21st Century” – Breed #272 1. Latar Belakang Diskusi Breed telah membahas ratusan buku lintas topik, dari strategi,...

BREED #271: The Hard Thing About Hard Things | Army Alghifari & Alan Perdana

https://www.youtube.com/watch?v=z8Do7wHvMCE Topik: Pembukaan dan Pengantar Diskusi Penjelasan tentang komunitas Breed sebagai tempat membaca dan ngobrol buku bersama. Fokus Breed bukan hanya memahami isi buku, tetapi menguji...

Belajar Sains Lebih Interaktif dengan Fitur Dynamic View di Gemini

https://www.youtube.com/watch?v=rR-Zy9HE8TA Perkembangan teknologi AI terus menghadirkan cara baru untuk belajar, dan salah satu inovasi menarik yang saya coba baru-baru ini adalah fitur Dynamic View...