Bedah Buku Bisnis #63: Emotional Agility | Sylvina Savitri, Gita Ekapratiwi & Inayati

Topik: Bedah Buku “Emotional Agility” oleh Susan David

Pemantik Diskusi

  • Buku “Emotional Agility” dibahas sebagai lanjutan dari seri bedah buku mingguan.
  • Reviewer: Silvina Savitri (Mbak Pipin), seorang trainer, coach, dan HR consultant dengan latar belakang psikologi.
  • Guest: Gita Ika Pratiwi, psikolog dengan pengalaman luas di bidang asesmen dan pelatihan SDM.

Latar Belakang Buku

  • Susan David adalah psikolog Harvard yang mulai menulis buku ini setelah artikelnya di Harvard Business Review menjadi viral.
  • Buku ini menggabungkan konsep dan praktik seputar kecerdasan emosional yang aplikatif.

Inti Konsep Emotional Agility

  • Emotional agility berarti kemampuan untuk tetap fleksibel terhadap pikiran dan perasaan, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai personal.
  • Kebalikannya adalah emotional rigidity, ketika individu terjebak dalam pola pikir atau emosi yang kaku.
  • Susan David mengutip Viktor Frankl: “Between stimulus and response there is a space”, sebagai landasan penting bahwa kita punya pilihan dalam merespon emosi.

Delapan Gagasan Utama Buku

  1. Showing Up: Mengakui dan menerima emosi tanpa menilai.
  2. Stepping Out: Mengambil jarak dari emosi, bisa dilakukan melalui journaling atau menggunakan perspektif orang ketiga.
  3. Walking Your Why: Menjalani hidup berdasarkan nilai pribadi, bukan autopilot sosial.
  4. Moving On (Tiny Tweaks): Perubahan signifikan dimulai dari langkah-langkah kecil dan realistis.
  5. Seesaw Principle: Keseimbangan antara kenyamanan dan tantangan; kenyamanan berlebih bisa menjadi jebakan stagnasi.
  6. Unhooking: Melepaskan diri dari keterikatan pikiran negatif (blaming, overthinking, dll).
  7. Avoidance vs Grit: Hindari menghindari; hadapi tantangan dengan ketangguhan sambil tetap mengevaluasi situasi.
  8. Practicing Compassion: Bersikap lembut terhadap diri sendiri saat menghadapi emosi negatif, layaknya memperlakukan sahabat sendiri.

Implementasi Praktis

  • Buku ini menjembatani konsep dan praktik: cocok untuk HR, coach, dan siapa pun yang ingin lebih sadar emosi.
  • Teknik seperti journaling, mindfulness, menggunakan bahasa yang memisahkan “diri” dari “emosi”, hingga refleksi nilai personal ditekankan.
  • Emosi negatif tidak untuk dihindari, tapi dipahami sebagai sinyal dan alat navigasi kehidupan.
  • Bad mood bisa memberikan sinyal-sinyal penting untuk pengambilan keputusan yang lebih bijak.
  • Pentingnya shift perspektif dan tidak selalu harus menjadi “yang benar”.

Refleksi Personal dan Diskusi

  • Mbak Gita menekankan kekuatan “the thinker or the thought”, pentingnya mindset saat menghadapi situasi sulit.
  • Cerita tentang kapal perang dan mercusuar digunakan untuk menggambarkan pentingnya mengenali emosi sebagai sistem navigasi yang tidak selalu akurat, namun tetap krusial.

Penutup

  • Buku ini membantu pembaca untuk tidak hanya memahami emosi, tapi juga menjadikannya alat untuk tumbuh dan berkembang.
  • Ditekankan pentingnya konsistensi, self-kindness, keingintahuan terhadap emosi, dan kesediaan untuk berubah.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #250: Identity | Tofan Zaky, Salsabila Syaira & Emil F Yahya

https://www.youtube.com/watch?v=WXSsvA3JlR8

BREED #249: The Let Them Theory | Dipidiff, Alan Perdana & Titus Herdiawan

https://www.youtube.com/watch?v=LVWwBrF-J5o Topik: Diskusi Buku "The Let Them Theory" oleh Mel Robbins Latar Belakang Penulis dan Buku Mel Robbins adalah penulis buku bestseller dan podcaster populer yang...

Synology DS223

Saya mencoba membuka dan photo isi dari synology ds223. Cuma ngga berani bongkar dalamnya. :)