Bedah Buku Bisnis #36: The 22 Immutable Laws of Marketing | Budi Rahardjo

Topik: Diskusi Buku “The 22 Immutable Laws of Marketing” oleh Al Ries & Jack Trout

Pengenalan Buku dan Relevansi:

  • Buku “The 22 Immutable Laws of Marketing” adalah salah satu bacaan wajib yang dinilai sangat praktikal dan relevan hingga kini, meskipun beberapa contoh dalam buku sudah cukup lama.
  • Buku ini dianggap mudah dibaca, langsung to the point, dan memiliki prinsip-prinsip yang “obvious” tapi sangat penting untuk diingat dalam strategi pemasaran.

Prinsip-prinsip Kunci yang Dibahas:

  1. Law of Leadership
    Lebih baik menjadi yang pertama di pasar daripada menjadi yang lebih baik. Contoh: IBM, Coca-Cola, Xerox. Manusia lebih mudah mengingat yang pertama.
  2. Law of Category
    Jika tidak bisa jadi yang pertama dalam suatu kategori, ciptakan kategori baru agar bisa jadi yang pertama di dalamnya. Contoh: Facebook sebagai media sosial dengan identitas asli, Instagram sebagai media sosial mobile berbasis visual.
  3. Law of the Mind
    Lebih penting menjadi yang pertama di benak konsumen daripada di pasar. Contoh: Apple di benak orang sebagai pelopor personal computer, meskipun bukan yang pertama secara teknis.
  4. Law of Perception
    Marketing adalah pertarungan persepsi, bukan kualitas produk. Persepsi menentukan keputusan. Contoh: Honda di Jepang dikenal sebagai motor, di Amerika sebagai mobil.
  5. Law of Focus (Owning a Word)
    Perusahaan sukses menguasai satu kata dalam benak konsumen. Contoh: “Overnight” = FedEx, “Safety” = Volvo, “Integrity” = strategi branding pribadi narasumber.
  6. Law of Candor / Law of the Ladder
    Jika tidak bisa menjadi nomor satu, akui posisi Anda dan fokus pada kekuatan. Contoh: Avis menyatakan dirinya nomor dua dalam rental mobil, tapi berusaha lebih keras.
  7. Law of Duality
    Dalam jangka panjang, pasar akan menjadi persaingan antara dua pemain utama. Contoh: McDonald’s vs Burger King, Tokopedia vs Shopee, Apple vs Samsung.

Contoh Aplikasi dan Studi Kasus:

  • Facebook mengambil alih dominasi MySpace dengan menawarkan identitas asli pengguna.
  • Instagram mendominasi sebagai media sosial berbasis mobile, dan kemudian diakuisisi oleh Facebook.
  • Persepsi seperti Honda di Indonesia dan Microsoft Office di ranah software yang sudah tidak perlu dijelaskan lagi.
  • Strategi Samsung melawan dominasi Apple dengan menarget konsumen non-fanboy Apple melalui iklan satiris.

Komentar Tambahan:

  • Narasumber menekankan pentingnya fokus dalam positioning, termasuk dalam personal branding.
  • Beberapa peserta diskusi memberikan kritik bahwa beberapa contoh dalam buku kini sudah tidak relevan bagi generasi muda (misalnya IBM), namun prinsip-prinsip dasarnya tetap berlaku.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #258: LIFTOFF | Helmi Himawan, Budi Rahardjo & Jaha Nababan

https://www.youtube.com/watch?v=YCL-ISxxiRI Topik: Pembukaan dan Perkenalan Acara Acara diselenggarakan oleh komunitas Breed dalam rangkaian bedah buku ke-258. Moderator: Gilang (sosiolog digital). Reviewer: Fuad Afif Heria (engineer & energy...

BREED #257: The Power of Strangers | Fuad A Herya, Panji Sisdianto & Gilang

https://www.youtube.com/watch?v=ulclyHtsIxQ Topik: Pembukaan Acara Breed 257 Breed telah memasuki minggu ke-257, acara bedah buku rutin. Susunan acara: pembukaan, book review 20 menit, komentar guest 20 menit,...

Style Boleh, Plagiat Jangan? Etika AI dalam Kreativitas (Budi Rahardjo)

AI, Hak Cipta, dan Pertanyaan Etika: Apakah Gaya Bisa Dimiliki? Perkembangan Artificial Intelligence (AI) dalam bidang kreatif, khususnya seni visual dan musik, menimbulkan banyak perdebatan....