BREED #217: Brave New Words | Jaha Nababan, Dewi Miranti Amri & Fuad Afif Herya

Topik: Diskusi Buku Salman Khan dan Dampak AI di Pendidikan

Latar Belakang Diskusi

  • Diskusi dilakukan dalam sesi Book Review ke-217 komunitas Bridge.
  • Buku yang dibahas ditulis oleh Salman Khan, membahas pemanfaatan AI dalam pendidikan.
  • Review utama oleh Coach Jaha dan tanggapan dari Teh Ira (pengajar dengan latar internasional).

Isi Buku dan Gagasan Utama

  • Fokus utama buku: AI seperti Kanmigo dapat mendukung pembelajaran yang lebih personal dan responsif.
  • AI tidak dimaksudkan untuk menggantikan guru, tapi melengkapi peran mereka.
  • Konsep “Educated Bravery”: Keberanian menerima teknologi dengan pemahaman mendalam.

Cerita Pengembangan Kanmigo

  • Salman Khan awalnya skeptis terhadap AI, tapi berubah setelah mencoba GPT-4.
  • Bersama Sam Altman, ia kemudian mengembangkan Kanmigo untuk pendidikan.
  • Buku ini banyak membahas fitur dan manfaat Kanmigo, namun dianggap repetitif oleh sebagian pembaca.

Manfaat AI dalam Tiga Aspek Pendidikan

  1. Tutoring: Membantu siswa memahami materi dengan bimbingan yang adaptif, namun tetap butuh peran tutor/orang tua untuk mengarahkan tujuan.
  2. Teaching: Guru bisa fokus pada pembuatan “learning journey” karena lesson plan dapat dibantu AI.
  3. Schooling: AI memungkinkan pembelajaran yang individual, namun bisa menimbulkan tantangan chaos learning process karena hasil berbeda dari tiap anak untuk prompt yang sama.

Kritik Terhadap Buku

  • Terlalu banyak “what if”, belum cukup bukti nyata keberhasilan AI dalam pendidikan.
  • Contoh yang diberikan masih berupa anekdot, belum menunjukkan pola atau generalisasi.
  • Potensi risiko: AI sebagai “black box” bisa menimbulkan proses belajar yang membingungkan.

Refleksi dan Tanggapan Teh Ira

  • Pengalaman mengajar di sekolah internasional menunjukkan pentingnya AI sebagai alat bantu, bukan pengganti guru.
  • Inquiry-based learning sudah lama dilakukan, AI bisa memperluas cara dan bahan, bukan membuat proses jadi kacau.
  • Perlu pendidikan literasi AI sejak dini, agar anak paham kapan dan bagaimana menggunakan AI dengan bijak.
  • Guru tidak akan hilang, tapi akan bergeser fungsi menjadi coach, mentor, dan fasilitator.

Kesimpulan

  • AI berpotensi besar meningkatkan kualitas pendidikan jika digunakan secara bijak dan terintegrasi dengan baik oleh guru.
  • Namun masih banyak pertanyaan mendasar yang belum terjawab, terutama efektivitas jangka panjang dan dampaknya terhadap keterlibatan siswa yang sesungguhnya.
  • Perlu pendekatan yang terencana untuk mendesain interaksi antara siswa, guru, bahan pelajaran, dan AI.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #253: The Six Disciplines of Strategic Thinking | BREED Team

https://www.youtube.com/watch?v=wFHzRRPynIU Topik: Diskusi Buku "Six Disciplines of Strategic Thinking" karya Michael D. Watkins Poin-poin: Fokus buku pada pentingnya kemampuan berpikir strategis di lingkungan yang kompleks, tidak...

BREED #254: Delivering Happiness | Titus Herdiawan, Devid Hardi & Rois Solihin

https://www.youtube.com/watch?v=H7Nb2abEMoU Topik: Diskusi Buku "Delivering Happiness" oleh Tony Hsieh Profil Buku dan Penulis Buku ini menceritakan perjalanan hidup dan bisnis Tony Hsieh, dari masa kecil hingga...

Masih Perlukah Kuliah IT di Era AI? Ini Jawaban yang Harus Kamu Dengar Sebelum Pilih Jurusan (dengan Pak Budi Rahardjo)

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) membuat banyak calon mahasiswa mulai bertanya-tanya: Apakah masih penting kuliah di jurusan IT?Apalagi sekarang, berbagai pekerjaan sudah bisa dibantu bahkan...