BREED #212: Bottle of Lies | Anggun P Wardhani, Benny Wijaya S & Inayati Khaerinnisaa

Topik: Diskusi Buku “Bottle of Lies” oleh Katherine Eban (BRID 212)

Latar Belakang Diskusi

  • Diselenggarakan dalam edisi spesial BRID 212, sebagai bagian dari program rutin bedah buku yang sudah membahas lebih dari 200 judul.
  • Buku yang dibahas adalah Bottle of Lies karya jurnalis investigasi Katherine Eban.
  • Fokus buku pada sisi gelap industri obat generik, khususnya di India, melalui investigasi panjang selama 10 tahun.

Profil Penulis dan Buku

  • Katherine Eban adalah jurnalis investigatif Amerika, pernah menulis untuk Vanity Fair dan pemenang berbagai penghargaan.
  • Bottle of Lies mengungkap praktik kecurangan dalam produksi obat generik, terutama oleh perusahaan India, Ranbaxy.
  • Buku ini telah memicu perubahan besar di badan regulasi seperti FDA.

Isi Buku dan Investigasi

  • Buku berisi investigasi terhadap Ranbaxy, perusahaan farmasi India yang memalsukan data dan kualitas obat untuk dapat masuk pasar global termasuk Amerika.
  • Whistleblower utama adalah Dinesh Thakur, mantan petinggi Ranbaxy yang membocorkan praktik internal perusahaan.
  • Ditemukan pelanggaran seperti manipulasi data uji klinis, pengurangan subjek uji dari 40 menjadi 3 orang, hingga penolakan manajemen untuk memperbaiki formula yang cacat.

Dampak dan Konsekuensi

  • Ranbaxy akhirnya didenda USD 500 juta oleh pengadilan AS pada 2014.
  • Dinesh Thakur menerima penghargaan whistleblower senilai USD 48 juta.
  • Perusahaan diakuisisi oleh Daiichi Sankyo dari Jepang, lalu dibeli lagi oleh Sun Pharma.

Komentar Reviewer dan Guest Speaker

  • Mbak Anggun (reviewer) menyoroti pentingnya buku ini dibaca oleh semua kalangan, bukan hanya tenaga kesehatan.
  • Mas Beni menambahkan konteks tentang obat generik: dibuat setelah masa paten habis dan bisa memiliki variasi kualitas jika tidak diawasi ketat.
  • Menekankan peran besar India dan China sebagai produsen utama obat generik dunia, namun kontrol kualitas sering menjadi masalah.

Pesan Utama dan Refleksi

  • Banyak pasien mengonsumsi obat dengan percaya begitu saja pada institusi seperti FDA, padahal realitanya bisa sebaliknya.
  • Buku ini membuka mata tentang perlunya peningkatan transparansi dan pengawasan di industri farmasi.
  • Di Indonesia, perlu kesadaran publik tentang keamanan dan kualitas obat, tidak hanya berdasarkan harga murah.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #268: Building A Story Brand 2.0 | Mega Wulandari, Ari Eko P & Fuad A Herya

https://www.youtube.com/watch?v=kjZ3L9zJxSQ Topik: Pengantar dan Latar Diskusi Pertemuan Breed ke-268 dengan reviewer Mbak Megah dan komentator Mas Ari. Komunitas banyak membahas buku bisnis, namun juga merambah personal...

BREED #267: Prisoners of Geography | Antonius KK, Defbry Margiansyah & Titus Herdiawan

https://www.youtube.com/watch?v=u0LFa8fOw-k Topik: Review Buku Prisoners of Geography oleh Tim Marshall Poin-poin: Acara rutin Breed ke-267 menampilkan Antonius Karyanto Carsono sebagai reviewer dan Dave Bargianshah (BRIN) sebagai...

Ferry Felani: Dari Luka Batin Menuju Panggilan Hidup dan Gaya Hidup Membaca

Kadang, perjalanan menuju panggilan hidup tidak selalu dimulai dari kenyamanan. Bagi Ferry Felani, seorang gembala sidang yang telah melayani lebih dari 20 tahun, perjalanan...