
Topik: Review Buku “Bicara Itu Ada Seninya” oleh Oh Suhyang (Breed Episode 199)
Poin-poin:
- Pembukaan Acara
- Diselenggarakan oleh komunitas BREED, book review mingguan ke-199.
- Buku yang dibahas: Bicara Itu Ada Seninya oleh Oh Suhyang.
- Reviewer: Dadan Ramdhani, mahasiswa IPB aktif dalam berbagai kompetisi dan komunitas.
- Guest: Pak Bulit Sesa Riza, game developer dengan pengalaman internasional.
- Tentang Penulis Buku
- Oh Suhyang, ahli komunikasi asal Korea Selatan.
- Latar belakang keluarga sederhana, berkembang setelah mendapat pujian dari guru.
- Karier berkembang di bidang pengisi suara dan pakar komunikasi.
- Inti Pembahasan Buku
- Komunikasi adalah skill penting
- Berdasarkan survei di AS, komunikasi adalah skill utama yang dicari pemberi kerja.
- Seni dalam komunikasi:
- Mendengar dan Berbicara: Gunakan rumus komunikasi (Question, Praise, Reaction) dan rumus mendengar (Respond, Full, Conclusion, Follow).
- Berikan apa yang diinginkan audiens: Pahami kebutuhan dan perspektif pendengar.
- Pahami dasar percakapan: Volume, kecepatan bicara, intonasi, jeda sangat berpengaruh.
- Suara yang menarik bisa dilatih: Latihan vokalisasi, artikulasi, dan pernapasan penting.
- Berbicaralah dengan jujur, sederhana, dan tulus: Kejujuran membangun kredibilitas.
- Komunikasi adalah skill penting
- Pendapat Guest (Pak Bulit)
- Mengapresiasi paparan, namun menekankan bahwa komunikasi tidak cukup hanya dari sisi teknik suara.
- Menurutnya, pengetahuan atau knowledge adalah fondasi utama agar bisa bicara dengan efektif.
- Komunikasi yang baik harus disesuaikan dengan konteks audiens (teknikal vs umum).
- Menganalogikan komunikasi seperti gunung es: yang tampak (intonasi, jeda) harus ditopang oleh dasar kuat (pemahaman materi).
- Diskusi dan Pertanyaan
- Isu komunikasi di era digital disinggung oleh peserta. Buku tidak membahasnya secara langsung.
- Pendapat peserta menekankan pentingnya feedback dalam komunikasi, serta membedakan antara hearing dan listening.
- Komunikasi digital (via teks/Zoom) cenderung kurang efektif dibandingkan komunikasi langsung, karena hilangnya unsur non-verbal.
Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Inteligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-