BREED #171: The Psychology of Silicon Valley | Gatot Widayanto, Budi Rahardjo & Rois Solihin

Topik: Diskusi Buku “The Psychology of Silicon Valley” (Breed Episode 171)

Poin-poin:

  • Pembukaan dan Latar Belakang Acara:
    • Acara Book Review Breed (BRID) episode ke-171 membahas buku “The Psychology of Silicon Valley” karya Cathy Cook.
    • Buku ini tersedia gratis dalam format digital (Kindle, PDF, EPUB).
    • Reviewer utama adalah Pak Gatot Widayanto, dengan guest speaker Pak Budi Rahardjo.
    • Moderator acara adalah Mang Royce Solihyn.
  • Profil Reviewer dan Guest:
    • Pak Gatot memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun di dunia bisnis dan transformasi digital, termasuk peran penting di berbagai perusahaan besar.
    • Pak Budi adalah akademisi ITB, praktisi keamanan siber, dan technopreneur aktif sejak akhir 90-an.
  • Konten Buku – Intisari Review Pak Gatot:
    • Buku membahas sisi psikologis dan budaya kerja perusahaan teknologi di Silicon Valley.
    • Tiga pokok pembahasan utama:
      1. The Cult of Entrepreneur: Pengagungan berlebihan terhadap figur pendiri/startup, sering kali disertai mitos sukses instan.
      2. Glorification of Disruption: Budaya memuja disrupsi tanpa memikirkan dampak sosial atau etika.
      3. Need for Culture of Responsibility: Kurangnya akuntabilitas sosial, empati, dan etika terhadap pengguna, masyarakat, serta data privasi.
    • Studi kasus Cambridge Analytica diangkat sebagai contoh penyalahgunaan data oleh perusahaan teknologi.
  • Pandangan Pak Budi Rahardjo:
    • Silicon Valley bukan tempat fisik khusus, tapi ekosistem yang terbentuk dari kultur dan nilai-nilai pelakunya.
    • Menekankan bahwa karakter pelaku industri di sana cenderung logis, maskulin, individualis, dan minim empati sosial.
    • Banyak praktik diskriminatif dan kurangnya kepekaan sosial terjadi dalam ekosistem tersebut.
    • Cathy Cook menyoroti bagaimana “cultural fit” dalam hiring justru memperparah homogenitas dan bias di perusahaan teknologi.
    • Pak Budi mengajak agar ekosistem digital di Indonesia tidak mengadopsi nilai negatif tersebut, melainkan membangun yang lebih manusiawi dan inklusif.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

Dari Anak Magang ke Creative Director: Kisah Perjalanan Enrico Jonathan – KokBisa

Dari Anak Magang ke Creative Director: Kisah Perjalanan Enrico Jonathan - KokBisa Bagaimana rasanya memulai karier tanpa digaji, hanya bermodalkan semangat dan kamera dari rumah?Enrico...

BREED #255: The World for Sale | Dadan Ramdani, Alan Perdana & Titus Herdiawan

https://www.youtube.com/watch?v=iq1IdVgKkU0 Topik: Review Buku “The World for Sale” karya Javier Blas & Jack Farchy Poin-poin: Acara Breed ke-255 membahas buku “The World for Sale” yang mengungkap...

BREED #253: The Six Disciplines of Strategic Thinking | BREED Team

https://www.youtube.com/watch?v=wFHzRRPynIU Topik: Diskusi Buku "Six Disciplines of Strategic Thinking" karya Michael D. Watkins Poin-poin: Fokus buku pada pentingnya kemampuan berpikir strategis di lingkungan yang kompleks, tidak...