BREED #163: Range | Jaha Nababan, Budi Rahardjo & Imam Dermawan

Topik: Pembukaan dan Pengantar Diskusi Breed ke-163

  • Breed ke-163 diselenggarakan pada malam Kamis dan membahas buku Range: Why Generalists Triumph in a Specialized World karya David Epstein.
  • Pembukaan oleh MC menyoroti pentingnya kesehatan karena banyak peserta yang sakit ISPA, dan harapan agar kegiatan Breed terus konsisten dan bermanfaat lintas generasi.
  • Breed telah berjalan 163 minggu berturut-turut dan telah membahas berbagai buku dari berbagai kategori: bisnis, strategi, teknologi, lingkungan, hingga pengembangan diri.
  • Ditekankan bahwa buku-buku yang dibahas adalah karya penulis kompeten dan direview oleh orang yang memang gemar membaca, sehingga memberi perspektif luas.
  • Jadwal diskusi Breed sudah tersusun hingga minggu ke-179 (Januari 2024), menunjukkan tingkat konsistensi dan antusiasme komunitas.
  • Breed tersedia dalam berbagai platform: Zoom, Instagram, Google Sites, dan YouTube. Grup Telegram menjadi tempat interaksi utama peserta karena kapasitas WhatsApp yang terbatas.
  • Acara dipandu oleh Imam Dermawan, seorang engineer dengan minat luas dari teknologi hingga kuliner.
  • Reviewer buku adalah Coach Jaha yang memiliki latar belakang sangat beragam mulai dari neuroscience, supply chain, hingga edukasi.
  • Guest speaker: Prof. Budira Harjo, dosen dan pendiri berbagai perusahaan teknologi, juga memiliki latar belakang pendidikan di Kanada dan Indonesia.

Topik: Isi Buku “Range” dan Insight Review dari Coach Jaha

  • Buku Range mengangkat pentingnya menjadi generalis di dunia yang semakin kompleks, bukan hanya spesialis.
  • Contoh tokoh: Tiger Woods (spesialis sejak dini) vs Roger Federer (generalis yang mencoba banyak olahraga sebelum fokus ke tenis).
  • Banyak generalis justru berhasil karena pengalaman luas mereka membantu membentuk koneksi lintas bidang.
  • Dunia nyata seringkali tergolong “wicked world”, bukan “kind world” seperti catur atau golf, yang cocok untuk spesialis.
  • Sistem pendidikan cenderung mencetak spesialis dan sering kali orang tua/guru menyabotase potensi generalis karena terlalu fokus pada metode pembelajaran prosedural.
  • Pembelajaran yang menantang dan menyiksa secara jangka pendek justru lebih berdampak mendalam dan tahan lama.
  • Generalis unggul dalam membuat analogi dan berpikir lintas disiplin.
  • Namun, buku ini akhirnya menyimpulkan bahwa bukan soal siapa yang lebih baik (generalis atau spesialis), melainkan pentingnya kombinasi keduanya.
  • Yang terpenting adalah seseorang mampu membuka diri untuk mencoba, menggabungkan berbagai pendekatan, dan “design yourself”.

Topik: Insight Tambahan dari Prof. Budira Harjo

  • Prof. Budi menggambarkan tipe orang melalui grafik: mayoritas orang rata-rata (warna merah), spesialis unggul di satu bidang (kuning), dan generalis tangguh di banyak bidang (biru).
  • Menjadi “generalis plus-plus” atau “jack of all trades, master of some” adalah ideal, namun butuh usaha besar.
  • Prof. Budi tidak tertarik pada perspektif karir atau gaji dalam membahas topik ini, tapi lebih kepada proses eksplorasi dan pemahaman lintas bidang.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Inteligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #250: Identity | Tofan Zaky, Salsabila Syaira & Emil F Yahya

https://www.youtube.com/watch?v=WXSsvA3JlR8

BREED #249: The Let Them Theory | Dipidiff, Alan Perdana & Titus Herdiawan

https://www.youtube.com/watch?v=LVWwBrF-J5o Topik: Diskusi Buku "The Let Them Theory" oleh Mel Robbins Latar Belakang Penulis dan Buku Mel Robbins adalah penulis buku bestseller dan podcaster populer yang...

Synology DS223

Saya mencoba membuka dan photo isi dari synology ds223. Cuma ngga berani bongkar dalamnya. :)