
Topik: Diskusi Buku “Good Strategy, Bad Strategy” oleh Richard Rumelt (BRID ke-129)
Poin-poin:
- Buku yang dibahas adalah “Good Strategy, Bad Strategy” karya Richard P. Rumelt, dipilih sebagai pelengkap buku sebelumnya “The Crux”.
- Strategi adalah respon terpadu terhadap tantangan penting yang dihadapi organisasi, bukan sekadar rencana atau jargon indah.
- Contoh strategi Apple di bawah Steve Jobs: menyederhanakan lini produk, mengurangi staf, dan fokus pada produk unggulan sebagai bentuk strategi nyata.
- Bad strategy sering muncul karena:
- Adanya jargon kosong atau “fluff” seperti “customer-centric intermediation”.
- Tidak mampu mengidentifikasi masalah inti (crux).
- Menyamakan goal dengan strategi.
- Ketidakmampuan untuk memilih prioritas yang tepat.
- Menggunakan template umum seperti visi-misi tanpa substansi.
- Good strategy memiliki tiga komponen utama:
- Diagnosis: mengidentifikasi masalah atau peluang utama.
- Guiding policy: kebijakan arah sebagai kerangka kerja solusi.
- Coherent actions: serangkaian langkah tindakan yang terpadu dan fokus.
- Studi kasus:
- Toyota: investasi pada hybrid (Prius) sebagai bentuk antisipasi regulasi lingkungan.
- Perusahaan Lombardi: fokus bertahap pada kualitas, lalu biaya, kemudian kemampuan tim sales.
- Komentar tambahan dari Pak Sukono:
- Strategi adalah “how”, tapi perlu disertai “why” dan “what”.
- Kritik pada Rumelt yang terlalu menekankan how tanpa membahas tujuan mendasar organisasi.
- Penggunaan SWOT (leverage strength) dan pentingnya desain strategi yang konkret.
- Diagnosis sangat penting dan tidak bisa asal-asalan.
- Diskusi ditutup dengan kesimpulan bahwa strategi harus berdasarkan analisis yang tajam, kebijakan yang jelas, dan tindakan nyata — bukan jargon.
Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-