
Topik: Bedah Buku “All Marketers Are Liars (Tell Stories)” oleh Seth Godin – Diskusi Breed #123
Poin-poin:
- Pembukaan dan Pengantar Diskusi:
- Acara rutin diskusi buku dilakukan setiap Rabu malam, dikenal sebagai “Rebuan”.
- Buku-buku sebelumnya membahas topik seperti strategi, leadership, inovasi, lingkungan, dan pengembangan diri.
- Buku yang dibahas malam itu: All Marketers Are Liars, kemudian dicoret menjadi Tell Stories.
- Profil Reviewer dan Moderator:
- Moderator: Mas Adi Kurnia, berpengalaman di bidang IT dan komunikasi, tinggal di Hong Kong.
- Reviewer: Kang Denny, latar belakang teknik, pecinta marketing dan storytelling.
- Guest: Mas Joko Wiyono, Managing Director CASA Consulting, ahli riset dan strategi pemasaran.
- Isi Buku dan Inti Pembahasan:
- Buku menekankan bahwa pemasaran efektif adalah tentang storytelling, bukan hanya menjual fitur atau manfaat.
- Konsumen membeli karena cerita yang menyentuh emosi dan sejalan dengan worldview mereka.
- Storytelling efektif jika:
- Relevan dan dipercaya.
- Konsisten dengan keyakinan (bias) pelanggan.
- Dapat disebarkan dengan mudah (viral).
- Autentik dan tidak bertentangan secara etika.
- Perbedaan Marketer:
- Good marketer: fokus pada manfaat produk.
- Great marketer: menjual melalui cerita yang menyatu dengan kehidupan pelanggan.
- Contoh Penerapan Storytelling:
- Produk wine glass yang dipercaya membuat rasa wine lebih nikmat.
- Produk natural seperti Kil Apothecary yang mengedepankan cerita kealamian.
- Brand seperti Banquet dan makanan organik mengaitkan dengan nilai keluarga dan kesehatan, walaupun tidak selalu akurat secara ilmiah.
- Etika dalam Storytelling:
- Penting membedakan antara fib (kebohongan kecil) dan fraud (penipuan besar).
- Contoh fraud: kampanye Nestle tentang susu formula di Afrika yang berdampak negatif.
- Autentisitas menjadi kunci: sekali berbohong, sulit membangun ulang kepercayaan.
- Kesimpulan Reviewer dan Guest:
- Marketer adalah storyteller yang harus bisa menyampaikan cerita dengan relevan, autentik, dan menyentuh emosi.
- Tantangan terbesar bukan apakah menggunakan storytelling atau tidak, tetapi bagaimana membangun cerita yang relevan dan genuine dengan pelanggan target.
- Storytelling sudah menjadi DNA marketer modern, termasuk di B2B.
Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Inteligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-