BREED #109: Positive Intelligence | Arif Setiawan, Tenny Elfrida & Inayati Khaerinnisaa

Topik: Diskusi Buku “Positive Intelligence” – Pertemuan ke-109 BRID

Poin-poin:

  • Pembukaan dan Pengantar:
    • Pertemuan ke-109 komunitas BRID, rutin dilakukan setiap pekan.
    • Diperkenalkan buku-buku yang telah dan akan dibahas, dikategorikan berdasarkan tema seperti leadership, entrepreneurship, teknologi, environment, dan personal improvement.
    • Diperkenalkan moderator malam itu, Mbak Ina, dan reviewer buku “Positive Intelligence”, Mas Arif Setiawan.
    • Tamu spesial: Bu Tenny Elfrida, praktisi dengan pengalaman langsung dalam penerapan konsep positive intelligence.
  • Isi Buku “Positive Intelligence” (oleh Shirzad Chamine):
    • Menjelaskan bahwa pikiran manusia bisa menjadi sahabat terbaik atau musuh terburuk.
    • Konsep utama: Saboteur (pemikiran negatif yang menghancurkan) vs Sage (pemikiran positif yang membangun).
    • Saboteur berkembang dari masa kecil dan bertujuan untuk proteksi diri tapi berdampak negatif pada performa dan kebahagiaan.
    • Terdapat 10 jenis Saboteur, di antaranya: Judge, Hyper-Achiever, Controller, Victim, Pleaser, Avoider, Restless, Hyper-Rational, Hyper-Vigilant, Stickler.
    • Sage mengembangkan 5 kekuatan positif: Empati, Eksplorasi, Inovasi, Navigasi, dan Aktivasi.
    • Positive Intelligence (PQ) adalah rasio kekuatan pikiran positif terhadap negatif, bisa dilatih dengan:
      1. Melemahkan saboteur dengan mengenalinya.
      2. Memperkuat Sage.
      3. Melatih PQ Brain melalui kesadaran terhadap momen sekarang (mindfulness).
  • Pengalaman Pribadi Reviewer (Mas Arif):
    • Mengalami skor PQ rendah karena dominasi saboteur, terutama Hyper-Achiever.
    • Menunjukkan hasil tes PQ dan saboteur serta perkembangan selama 2 tahun.
    • Memberikan link tes PQ dan saboteur kepada peserta.
  • Pengalaman Pribadi Bu Tenny:
    • Positive thinking tidak hadir secara instan, tetapi dibentuk oleh pengalaman hidup.
    • Awalnya mengalami tekanan dari keluarga untuk menjadi high achiever dan perfeksionis.
    • Gagal masuk jurusan teknik meski merasa mampu secara akademik menjadi titik awal pergeseran perspektif.
    • Akhirnya menemukan passion di bidang human capital, memperkuat pola pikir positif melalui pengalaman kerja dan pendidikan.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Inteligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #268: Building A Story Brand 2.0 | Mega Wulandari, Ari Eko P & Fuad A Herya

https://www.youtube.com/watch?v=kjZ3L9zJxSQ Topik: Pengantar dan Latar Diskusi Pertemuan Breed ke-268 dengan reviewer Mbak Megah dan komentator Mas Ari. Komunitas banyak membahas buku bisnis, namun juga merambah personal...

BREED #267: Prisoners of Geography | Antonius KK, Defbry Margiansyah & Titus Herdiawan

https://www.youtube.com/watch?v=u0LFa8fOw-k Topik: Review Buku Prisoners of Geography oleh Tim Marshall Poin-poin: Acara rutin Breed ke-267 menampilkan Antonius Karyanto Carsono sebagai reviewer dan Dave Bargianshah (BRIN) sebagai...

Ferry Felani: Dari Luka Batin Menuju Panggilan Hidup dan Gaya Hidup Membaca

Kadang, perjalanan menuju panggilan hidup tidak selalu dimulai dari kenyamanan. Bagi Ferry Felani, seorang gembala sidang yang telah melayani lebih dari 20 tahun, perjalanan...