Bedah Buku Bisnis #45: The Long Tail | Budi Rahardjo – Elvi “Si Galuh Banjar” – Addy Kurnia

Topik: Bedah Buku Bisnis ke-45 – “The Long Tail” karya Chris Anderson

Pembuka

  • Bedah buku ini merupakan sesi ke-45 dalam rangkaian Bedah Buku Bisnis mingguan.
  • Buku yang dibahas berjudul The Long Tail: Why the Future of Business is Selling Less of More karya Chris Anderson.
  • Moderator: Adi Kurnia Komara (VP Network and IT Solutions, Telin Hong Kong).
  • Reviewer utama: Prof. Budirahardjo, seorang teknopreneur dan dosen dengan pengalaman luas di dunia bisnis dan akademik.

Isi Pembahasan Buku

  • Fokus utama buku: Perubahan paradigma dari “hits” ke “niche market”.
  • Masa lalu ditandai dengan keterbatasan kanal distribusi (radio, TV, bioskop), sehingga hanya produk-produk populer (hits) yang mendapat tempat.
  • Di era digital, distribusi tidak lagi terbatas. Produk niche pun bisa memiliki pasar yang signifikan.

Konsep Long Tail

  • Long Tail: Model distribusi di mana produk-produk yang tidak populer secara kolektif bisa menyaingi volume penjualan produk populer.
  • Contoh: 98% dari 10.000 album dalam satu kuartal di Ecast pernah diunduh, menunjukkan bahwa hampir semua produk memiliki peminat.

Perbandingan dengan Toko Fisik

  • Rhapsody vs Walmart: 45% penjualan Rhapsody berasal dari lagu yang tidak tersedia di Walmart.
  • Netflix vs Blockbuster: 25% penjualan film berasal dari judul yang tidak tersedia di Blockbuster.
  • Amazon vs Barnes & Noble: 30% penjualan berasal dari buku yang tidak tersedia di toko fisik.

Faktor Pendukung Long Tail

  1. Demokratisasi alat produksi: Produksi konten kini lebih murah dan mudah (dengan komputer, bahkan smartphone).
  2. Saluran distribusi digital: Internet memungkinkan distribusi luas tanpa batas fisik.
  3. Kemudahan logistik: Jasa pengiriman yang efisien memudahkan produk fisik menjangkau konsumen.

Implikasi Bisnis

  • Pelaku usaha kecil bisa menarget niche market yang sesuai minat mereka tanpa harus bersaing dengan pemain besar.
  • Penekanan pada relevansi dan segmentasi pasar, bukan hanya popularitas massal.

Kisah Pribadi Reviewer

  • Prof. Budi membagikan pengalamannya membangun toko musik digital sejak awal 2000-an.
  • Proyek awal gagal karena keterbatasan teknologi dan infrastruktur.
  • Sekarang masih melanjutkan ide yang sama dengan pendekatan lebih sesuai zaman (menggunakan blockchain, distribusi online).

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

Podcast Smart: Diskusi Hobi Baca Buku dengan Arif Setiawan

https://www.youtube.com/watch?v=5oy1g4QpgqY Membaca Buku: Hobi yang Mengubah Hidup dan Membuka Peluang Baru Dalam era digital seperti sekarang ini, di mana informasi bisa diakses dengan cepat melalui...

BREED #243: Clear Thinking | Her Noertjahjo, Tofan Rachmat Zaky & Gilang Tresna PAGilang

https://www.youtube.com/watch?v=QHMBcj3rQU8

BREED #242: The Lean Startup | Bagus Rahman Syah, Mirza Pahlevi & Dadan Ramdani

https://www.youtube.com/watch?v=3oJ8VI4mi1w