
Topik: Diskusi Buku “Leadership is Dead” oleh Jeremy Kubicek
Poin-poin:
- Buku ini awalnya menimbulkan kesan negatif karena judulnya “Leadership is Dead”, namun ternyata isi bukunya sangat berfokus pada pentingnya pengaruh (influence) dalam kepemimpinan.
- Penulis membandingkan gaya kepemimpinan otoriter (seperti Paul Tatum) dengan pendekatan kepemimpinan yang berpengaruh dan melayani.
- Gaya otoriter dinilai sudah tidak relevan, kecuali dalam kondisi darurat seperti perang atau bencana.
- Kepemimpinan yang baik harus berorientasi pada membangun karakter dan hubungan tim, bukan hanya mengejar target.
- Influencer yang sejati adalah:
- Pendengar yang baik dan rendah hati.
- Tidak mengejar pujian pribadi (me, me, me).
- Memiliki kredibilitas lebih penting daripada sekadar pintar.
- Mengutamakan hubungan sebelum kesempatan (relationship before opportunity).
- Mampu bercerita (storytelling) untuk menggerakkan tim.
- Mampu mendorong tindakan dari tim tanpa harus memerintah.
- Otentik dan peduli secara tulus.
- Terdapat 7 langkah menjadi pribadi yang berdampak:
- Memberi kepercayaan terlebih dahulu sebelum meminta kepercayaan.
- Menjadi kredibel, bukan hanya pintar.
- Mempengaruhi dengan niat yang jelas.
- Menyingkirkan tembok perlindungan diri (self-preservation).
- Mengutamakan hubungan sebelum peluang.
- Menyerahkan diri sepenuhnya untuk kebaikan bersama.
- Menjadi pribadi yang memberikan dampak signifikan.
- Konsep pengaruh dalam kepemimpinan dinilai lebih relevan di era digital dan organisasi modern, termasuk dalam dunia kerja, komunitas, hingga keluarga.
- Beberapa peserta diskusi menegaskan pentingnya keseimbangan antara perhatian terhadap tugas dan perhatian terhadap manusia dalam tim.
- Diskusi ditutup dengan kesadaran bahwa kepemimpinan yang efektif kini harus menginspirasi, bukan mengontrol.
Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Inteligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-