Bedah Buku Bisnis #56: No Rules Rules | Widhyawan Prawiraatmadja | Rian Pabittei | Imam Dermawan

Topik: Bedah Buku “No Rules Rules” – Netflix dan Budaya Reinvention

Poin-poin:

  • Pembukaan dan Pengantar:
    • Forum diskusi buku ke-56 diselenggarakan dengan moderator Imam Dermawan.
    • Buku “No Rules Rules” merupakan usulan dari Kang Wawan (Widhiawan Prawira Atmaja).
    • Diskusi membahas budaya perusahaan Netflix yang unik dan sangat berbeda dengan mayoritas perusahaan.
  • Profil Singkat Pembicara:
    • Kang Wawan adalah Deputi Chairman SKK Migas dan dosen di SBM ITB.
    • Mas Rian Pabieti adalah psikolog organisasi dari PT Wijaya Karya (WIKA).
  • Inti Buku dan Ide Utama:
    • Buku membahas pentingnya budaya dalam organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif.
    • Reed Hastings (CEO Netflix) mengembangkan budaya tanpa aturan baku (No Rules), fokus pada kebebasan dan tanggung jawab.
  • Prinsip Budaya Netflix:
    • Talent Density: Mengutamakan kualitas SDM tinggi, bahkan jika jumlah pegawai sedikit.
    • Candor (Keterbukaan): Karyawan bebas mengungkapkan pendapat bahkan terhadap atasan.
    • Freedom & Responsibility: Tidak ada aturan cuti, biaya perjalanan tanpa persetujuan, pengambilan keputusan desentralisasi.
    • Feedback Jujur dan Actionable: Budaya memberi dan menerima umpan balik yang langsung bisa diterapkan.
    • Keeper Test: Atasan harus siap “mempertahankan” pegawai berkualitas tinggi dengan kompensasi yang sepadan.
    • Generous Severance: PHK biasa terjadi, tapi disertai paket kompensasi yang sangat layak.
  • Implikasi dan Relevansi:
    • Budaya Netflix tidak cocok untuk industri dengan risiko tinggi seperti migas.
    • Cocok untuk industri kreatif dan inovatif karena mendorong eksperimen dan kreativitas.
    • Strategi ini tidak bisa langsung ditiru, karena sangat bergantung pada konteks dan keberanian mengambil risiko.
  • Dampak dan Transformasi:
    • Netflix berkembang pesat dari startup kecil menjadi perusahaan global bernilai $160 miliar.
    • Blockbuster pernah menolak membeli Netflix seharga $50 juta, sekarang menjadi simbol kegagalan antisipasi disrupsi.
    • Budaya ini juga didukung oleh pengalaman pribadi Reed Hastings, termasuk kegagalan perusahaan sebelumnya dan pelajaran dari konseling pernikahan.
  • Relevansi untuk Indonesia:
    • Budaya kerja di Indonesia masih banyak yang berbasis kekeluargaan dan struktur formal.
    • Diperlukan adaptasi agar budaya seperti ini dapat diimplementasikan, terutama di startup dan sektor privat.
  • Tanggapan Psikolog Organisasi (Mas Rian):
    • Menyampaikan apresiasi dan refleksi terhadap budaya di WIKA.
    • Menekankan pentingnya nilai-nilai dan evolusi budaya organisasi dalam perusahaan BUMN.
    • Menggarisbawahi bahwa pembelajaran dari Netflix dapat menjadi inspirasi untuk inovasi budaya kerja di Indonesia.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

Podcast Smart: Diskusi Hobi Baca Buku dengan Arif Setiawan

https://www.youtube.com/watch?v=5oy1g4QpgqY Membaca Buku: Hobi yang Mengubah Hidup dan Membuka Peluang Baru Dalam era digital seperti sekarang ini, di mana informasi bisa diakses dengan cepat melalui...

BREED #244: AI 2041 | Bullitt Sesariza, Hanif F, Budi Rahardjo & Titus Herdiawan

https://www.youtube.com/watch?v=wTqprZ_4lho

BREED #243: Clear Thinking | Her Noertjahjo, Tofan Rachmat Zaky & Gilang Tresna PAGilang

https://www.youtube.com/watch?v=QHMBcj3rQU8