Dari Computer Vision hingga Generative AI: Perjalanan Panjang Pak Budi di Dunia Artificial Intelligence
Dalam video kali ini, kita diajak menyelami kisah inspiratif Pak Budi — salah satu pionir dalam pengembangan Artificial Intelligence (AI) di Indonesia. Perjalanan panjangnya dimulai sejak tahun 1980-an, ketika AI masih menjadi bidang yang sangat eksperimental dan akses terhadap teknologi komputasi masih sangat terbatas.
Awal Mula dan Perkembangan AI Modern
Pak Budi mulai mendalami AI sejak era awal, ketika konsep dasar seperti machine learning dan neural networks masih menjadi riset akademis. Namun, menurutnya, perkembangan besar mulai terasa di sekitar tahun 2010-an, ketika muncul generasi baru AI yang lebih modern.
Bidang yang pertama kali berkembang pesat adalah Computer Vision, di mana mesin dilatih untuk mengenali objek visual seperti wajah, mobil, atau barang-barang industri. Setelah itu, muncul Natural Language Processing (NLP) dan akhirnya kita sampai pada era Large Language Models (LLM) seperti sekarang ini.
Fokus pada Computer Vision
Saat banyak pihak berlomba di ranah NLP, Pak Budi dan timnya justru memilih fokus di Computer Vision. Alasannya sederhana namun strategis: bidang ini masih memiliki “barrier to entry” yang tinggi, baik dari sisi teknologi maupun sumber daya komputasi.
Di masa itu, pengembangan Computer Vision membutuhkan perangkat keras yang kuat dan biaya komputasi yang besar. Namun di balik tantangan itu, terdapat peluang besar untuk inovasi. Mereka memulai dari proyek sederhana seperti object recognition — mengenali bentuk dan kategori objek, sebelum akhirnya berkembang ke tahap object detection dan face recognition.
Inovasi Toko Tanpa Penjaga (Unmanned Store)
Salah satu implementasi menarik dari kerja tim Pak Budi adalah pengembangan Unmanned Store — konsep toko tanpa penjaga yang memanfaatkan kombinasi antara AI dan Internet of Things (IoT).
Sistem ini mampu mengenali siapa yang masuk ke toko, mendeteksi produk yang diambil, hingga mencatat transaksi secara otomatis. Ini merupakan contoh nyata bagaimana AI tidak hanya sekadar algoritma, tetapi juga bisa menjadi solusi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Dari Diskriminatif ke Generatif
Pak Budi juga menyinggung pergeseran paradigma AI — dari model yang bersifat diskriminatif (mengenali dan membedakan sesuatu) menuju model yang generatif (mampu menciptakan sesuatu yang baru).
Transformasi ini menjadi fondasi dari banyak inovasi terkini, termasuk text-to-image, text generation, hingga simulasi visual yang kompleks. Menurutnya, masa depan AI akan semakin kolaboratif antara manusia dan mesin, di mana AI menjadi mitra kreatif, bukan sekadar alat bantu.
Refleksi dan Visi ke Depan
Lebih dari sekadar teknologi, kisah Pak Budi adalah tentang ketekunan dan visi jangka panjang. Ia sudah merencanakan pengembangan AI sejak lebih dari 15 tahun lalu, bahkan sebelum perangkat lunak seperti TensorFlow dikenal luas. Kini, dengan kemajuan pesat di dunia AI, visi tersebut mulai terwujud.
Perjalanan ini menjadi pengingat bahwa inovasi besar sering kali lahir dari keyakinan dan konsistensi — bahkan ketika teknologi belum sepenuhnya siap.
Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-


