Dari Anak Magang ke Creative Director: Kisah Perjalanan Enrico Jonathan – KokBisa

Dari Anak Magang ke Creative Director: Kisah Perjalanan Enrico Jonathan – KokBisa

Bagaimana rasanya memulai karier tanpa digaji, hanya bermodalkan semangat dan kamera dari rumah?
Enrico Jonathan menjalaninya. Hari ini, ia menjadi salah satu sosok kunci di balik kesuksesan KokBisa, salah satu kanal edukasi paling berpengaruh di Indonesia.

Dalam sebuah wawancara bersama Mico, Enrico membagikan perjalanan kariernya yang dimulai dari magang di konsep.net, hingga kini menjadi Creative Director di KokBisa. Kisah ini bukan sekadar soal kerja keras—tetapi juga tentang ketekunan, keberanian mencoba, dan adaptasi di era teknologi yang berubah cepat.


Dari Magang Tanpa Gaji, ke Panggung Industri Kreatif

Enrico pertama kali dikenal oleh Mico saat magang di sebuah perusahaan teknologi. Ia tampil beda dari rekan-rekannya: antusias, tidak hitungan, dan mau belajar. Bahkan saat ditawarkan magang tanpa gaji, ia tetap semangat. Ia membawa kameranya sendiri, belajar animasi secara otodidak dari YouTube, dan mengerjakan berbagai hal yang bukan “jobdesc”-nya.

Ketekunan itu akhirnya membawanya bergabung dengan KokBisa. Dimulai sebagai animator, kini ia bertanggung jawab sebagai Creative Director, memimpin produksi konten dan inovasi produk.


Tantangan Industri Kreatif: AI, Multiskill, dan Revenue

Enrico juga membagikan tantangan yang dihadapi pelaku industri kreatif saat ini. Salah satunya adalah bagaimana AI mulai mengambil alih beberapa proses produksi. Di KokBisa, bahkan voice-over dalam 10 video terakhir sudah sepenuhnya dihasilkan oleh AI clone dari suara asli tim mereka.

Namun alih-alih takut, Enrico justru mengajak kita untuk beradaptasi dan memanfaatkan AI secara bijak. Menurutnya, yang penting adalah bagaimana manusia tetap memberi arah, mengisi celah etika, dan mempertahankan nilai unik dalam setiap karya.


Pesan untuk Mahasiswa dan Calon Kreator

Bagi mahasiswa atau anak SMK yang ingin masuk ke industri kreatif, Enrico memberi pesan jelas: jangan tunggu lulus untuk mulai berkarya. Ia bahkan memulai sejak SMA, mengerjakan desain poster untuk gereja. Semua itu jadi portfolio.

Kuncinya, menurut Enrico, adalah:

  • Mulai lebih cepat
  • Jangan pilih-pilih kerjaan kecil
  • Bangun portofolio sejak dini
  • Manfaatkan platform sosial (LinkedIn, YouTube, Instagram) untuk menunjukkan kemampuanmu

Penutup: Kerja Keras yang Berbuah Hasil

Kisah Enrico menunjukkan bahwa tidak ada keberhasilan instan. Konsistensi, semangat belajar, dan keberanian untuk mencoba adalah kombinasi yang membuat perjalanannya menonjol. Ia gagal di awal, tapi kegagalan itulah yang justru membuka jalan menuju proyek-proyek besar.

“Kalau kamu disuruh jalan 1 meter, jalanlah 2 meter.”
– Pesan sederhana tapi kuat dari Mico dalam video ini.


Tonton Videonya Di Sini

Untuk kamu yang ingin dengar langsung kisah dan tips dari Enrico Jonathan, tonton video lengkapnya di bawah ini:

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Inteligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #261: Buy Back Your Time | Septian Pamungkas, Joe Lian Min & Gilang Tresna PA

https://www.youtube.com/watch?v=OKEkSW_eAAA Topik: Pembukaan dan Agenda Acara Bedah buku Breed ke-261 membahas buku Buy Back Your Time karya Dan Martel. Reviewer: Septian Pamungkas, Guest: Jolian Min. Agenda: pembukaan,...

BREED #260: The Beginning of Infinity | Ramy F Izzah, Alan Perdana & Titus Herdiawan

https://www.youtube.com/watch?v=KW4SS39iCLA Topik: Acara Breed ke-260 dan Review Buku The Beginning of Infinity karya David Deutsch Poin-poin: Acara Breed sudah berlangsung 260 minggu (5 tahun), membahas berbagai...

BREED #259: Humankind | Hanung Teguh, Defbry Margiansyah & Fuad A Herya

https://www.youtube.com/watch?v=jLlcW11Giog Topik: Pengantar Diskusi Acara membahas review buku ke-259 dalam rangkaian komunitas. Fokus awal komunitas pada isu bisnis, namun berkembang mencakup politik, teknologi, lingkungan, hingga isu...