BREED #244: AI 2041 | Bullitt Sesariza, Hanif F, Budi Rahardjo & Titus Herdiawan

Topik: Review Buku AI 2041: Ten Visions for Our Future oleh Kai-Fu Lee & Chen Qiufan

Poin-poin:

  • Format Buku: Menggabungkan fiksi dan esai. Chen Qiufan menulis cerita fiksi yang menggambarkan skenario masa depan, sementara Kai-Fu Lee menulis analisis teknologi dan implikasinya.
  • Gaya Penulisan: Unik karena menghadirkan cerita emosional dengan twist, dikombinasikan dengan penjelasan ilmiah dan prediksi teknologi AI secara mendalam.
  • Latar Belakang Penulis: Kai-Fu Lee adalah tokoh penting dalam dunia AI, pernah bekerja di Apple, Microsoft, dan Google, kemudian mendirikan perusahaan AI di China setelah mengalami kanker stadium 4 dan mengubah cara pandangnya menjadi lebih humanis.
  • Isi Cerita:
    • Golden Elephant: Perusahaan asuransi di India menggunakan AI untuk menentukan premi berdasarkan gaya hidup klien. Konflik muncul karena bias sosial tersembunyi seperti kasta masih memengaruhi perhitungan.
    • Twin Sparrow: Dua anak yatim piatu dididik oleh AI companion. Meski efisien, AI gagal membaca sisi humanistik dan potensi anak secara utuh, menghasilkan kehidupan yang tidak selaras.
  • Isu yang Diangkat:
    • Etika AI, privasi, bias algoritma, ketimpangan sosial, ketergantungan manusia pada AI, hingga universal basic income.
    • Pertanyaan makna eksistensi manusia di tengah AI yang “faster, cheaper, better”.
    • Tantangan pendidikan dan pentingnya konstruktivisme dalam metode pengajaran untuk menjaga kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
  • Tanggapan Narasumber:
    • Pak Hanif menyoroti AI sebagai jembatan antara imajinasi dan kenyataan yang perlu diatur secara etis dan inklusif, serta pentingnya kebijakan untuk menghindari ketimpangan.
    • Pak Budi menyambut positif fiksi ilmiah karena dapat menginspirasi teknologi nyata, walau mengkritik bahwa tidak semua pembaca menyukai gaya storytelling fiksi dalam buku ini.
    • Diskusi juga mengangkat soal relevansi AI dalam konteks pendidikan Indonesia, khususnya bagaimana membentuk generasi yang siap hidup berdampingan dengan AI.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #251: Fooled by Randomness | Alan Perdana, Widhyawan Prawiraatmadja & Deni Yulian

https://www.youtube.com/watch?v=6R27vUUdIIE

BREED #250: Identity | Tofan Zaky, Salsabila Syaira & Emil F Yahya

https://www.youtube.com/watch?v=WXSsvA3JlR8

BREED #249: The Let Them Theory | Dipidiff, Alan Perdana & Titus Herdiawan

https://www.youtube.com/watch?v=LVWwBrF-J5o Topik: Diskusi Buku "The Let Them Theory" oleh Mel Robbins Latar Belakang Penulis dan Buku Mel Robbins adalah penulis buku bestseller dan podcaster populer yang...