BREED #241: One Up on Wall Street | Sofyandi Sedar & Rois Solihin

Topik: Diskusi Buku “One Up on Wall Street” oleh Peter Lynch (Breed #241)

Pembukaan dan Konteks Diskusi

  • Acara ini merupakan sesi ke-241 dari diskusi buku mingguan BRID (Beri Treboan), dengan format membedah buku untuk memperkaya perspektif melalui kacamata pembacanya.
  • Buku yang dibahas adalah “One Up on Wall Street” karya Peter Lynch, yang dikenal sebagai salah satu buku wajib bagi calon investor.

Isi Utama Buku

  • Peter Lynch menyarankan agar investor berinvestasi pada perusahaan yang mereka pahami secara personal (“invest in what you know”).
  • Ditekankan pentingnya melakukan riset mandiri (“do your homework”) terhadap kondisi keuangan dan prospek bisnis perusahaan.

Langkah Awal dalam Investasi

  • Uji kesiapan diri sebelum berinvestasi, misalnya: apakah sudah memiliki rumah, uang dingin, dan kualitas personal seperti kesabaran dan nalar sehat.
  • Jangan tergoda berita atau tren sesaat, tetap tenang dan konsisten pada alasan awal membeli saham.

Klasifikasi Saham ala Peter Lynch

  1. Slow Grower – tumbuh lambat, stabil, cenderung mature.
  2. Stalwart – perusahaan besar dengan pertumbuhan 10-15%.
  3. Fast Grower – kecil tapi bertumbuh pesat.
  4. Cyclical – dipengaruhi siklus ekonomi, naik-turun drastis.
  5. Turnaround – perusahaan bermasalah yang berpotensi pulih.
  6. Asset Play – perusahaan dengan aset tersembunyi bernilai tinggi.

Karakteristik Saham Potensial Menurut Lynch

  • Nama perusahaan yang membosankan atau tidak menarik.
  • Perusahaan bergerak di sektor yang tidak disukai publik atau tidak diliput analis.
  • Spin-off dari perusahaan besar.
  • Tidak ada institusi besar yang memegang sahamnya.
  • Insider perusahaan membeli sahamnya sendiri.
  • Perusahaan rutin melakukan buyback.

Saham yang Harus Dihindari

  • Saham populer dan “paling panas”.
  • Perusahaan yang terlalu sering disebut “the next X”.
  • Perusahaan yang diversifikasinya ngawur.
  • Saham-saham yang ramai hanya karena rumor.

Strategi Investasi Jangka Panjang

  • Fokus pada strategi yang konsisten dan sabar.
  • Kurangi frekuensi jual beli agar efek compounding bisa maksimal.
  • Diversifikasi secukupnya, jangan terlalu banyak.

Perbandingan Gaya Investasi

  • Peter Lynch lebih fleksibel dan praktis dibanding Warren Buffett (yang lebih idealis) atau Ray Dalio (yang berbasis makroekonomi dan kuantitatif).
  • Dicontohkan bahwa dalam praktik, Lynch sendiri pernah mengelola ribuan saham meski secara teori menyarankan hanya 3-10.

Penutup

  • Investasi bukan soal keberuntungan tapi soal riset, kesabaran, dan disiplin.
  • “10-bagger” bisa ditemukan di saham yang tidak dilirik banyak orang, jika tahu cara menemukannya.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #251: Fooled by Randomness | Alan Perdana, Widhyawan Prawiraatmadja & Deni Yulian

https://www.youtube.com/watch?v=6R27vUUdIIE

BREED #250: Identity | Tofan Zaky, Salsabila Syaira & Emil F Yahya

https://www.youtube.com/watch?v=WXSsvA3JlR8

BREED #249: The Let Them Theory | Dipidiff, Alan Perdana & Titus Herdiawan

https://www.youtube.com/watch?v=LVWwBrF-J5o Topik: Diskusi Buku "The Let Them Theory" oleh Mel Robbins Latar Belakang Penulis dan Buku Mel Robbins adalah penulis buku bestseller dan podcaster populer yang...