BREED #204: The Road Less Stupid | Army Alghifari, Ari Eko Prasethio, Arif Setiawan & Rois Solihin

Topik: Pembukaan dan Perkenalan Acara Breed 204

  • Acara membahas buku The Road Less Stupid karya Keith Cunningham.
  • Breed sudah membahas 204 buku dalam kurun waktu hampir 4 tahun.
  • Buku yang dibahas mencakup tema strategi, kepemimpinan, inovasi, dan pengembangan pribadi.
  • Pembicara utama adalah Kang Armi Al Ghevarini, didampingi Kang Ari dan Arif.

Topik: Latar Belakang Kang Armi

  • Pernah memiliki bisnis dropship internasional dengan basis operasional di Amerika.
  • Beralih fokus ke Indonesia setelah terkena dampak kebijakan dagang AS–Tiongkok.
  • Mendirikan Scalab.id, platform digital untuk marketer.
  • Memiliki pengalaman pribadi terkena “biaya kebodohan” berupa tagihan pajak karena kesalahan pemahaman soal PPN Facebook Ads.

Topik: Inti Gagasan dari Buku The Road Less Stupid

  • Buku ini menekankan pentingnya berpikir mendalam dalam berbisnis.
  • Introduksi istilah “dumb tax” atau pajak kebodohan—kerugian karena keputusan bisnis yang buruk.
  • Cunningham pernah kehilangan hampir seluruh asetnya dalam krisis 2008–2009 dan menulis buku ini sebagai refleksi.
  • Referensi dan inspirasi Cunningham banyak berasal dari Charlie Munger.

Topik: 5 Core Disciplines of Thinking

  1. Mengajukan pertanyaan yang belum ditanyakan (unasked questions).
  2. Membedakan antara problem dan symptom.
  3. Mengevaluasi asumsi-asumsi.
  4. Mempertimbangkan konsekuensi tingkat kedua (second-order consequences).
  5. Membangun solusi jangka panjang dan sistematis.

Topik: Kategori Tipe Pemilik Bisnis (Four Heads of Business)

  • Artist: fokus pada kesenangan, intuitif, dan kurang perencanaan.
  • Operator: bekerja keras secara langsung, kontrol penuh, capek sendiri.
  • Owner: fokus pada leverage dan struktur, lebih sistematis dan scalable.
  • Investor: berpikir strategis dan alokasi aset, memperhitungkan risiko jangka panjang.

Topik: Thinking Time

  • Dianjurkan untuk menyediakan waktu 1 jam, 3–4 kali seminggu, gadget mati, hanya dengan kertas dan pena.
  • Tujuannya untuk mengembangkan ide dan menyusun keputusan yang lebih tajam.

Topik: Tugas CEO dan Budaya Perusahaan

  • CEO harus punya kejelasan arah (clarity), mengalokasikan sumber daya, dan membangun tim.
  • Budaya yang ditekankan bukan reward semata, tetapi accountability dan hasil kerja yang jelas.
  • Pentingnya transparansi dan profesionalisme dalam hubungan karyawan–perusahaan.

Topik: Kesimpulan Reflektif

  • Menjadi pebisnis butuh kemampuan berpikir dan menyusun sistem.
  • Marketing dan iklan bukan yang utama, harus didahului struktur bisnis yang sehat.
  • Kesalahan yang pernah dialami Armi menjadi pelajaran nyata soal pentingnya pemahaman pajak, sistem, dan mindset jangka panjang.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

Ferry Felani: Dari Luka Batin Menuju Panggilan Hidup dan Gaya Hidup Membaca

Kadang, perjalanan menuju panggilan hidup tidak selalu dimulai dari kenyamanan. Bagi Ferry Felani, seorang gembala sidang yang telah melayani lebih dari 20 tahun, perjalanan...

Frugal IoT: Teknologi Cerdas, Biaya Hemat, Manfaat Besar

Di era digital saat ini, Internet of Things (IoT) menjadi salah satu teknologi yang paling cepat berkembang. Tak hanya untuk perusahaan besar, kini IoT...

BREED #266: The Money Ladder| Firman Elhakim, Sofyandi Sedar & Gilang P Anugrah

https://www.youtube.com/watch?v=oGlrjJkqeEw Topik: Pembahasan Buku The Money Leader karya Frankling & Sante (Breed Episode 266) Poin-poin Buku The Money Leader dibahas dalam edisi ke-266 dari sesi mingguan. Buku...