Bedah Buku Bisnis #79: Social Startup Success | Budiati Prasetiamartati, Gita Syahrani & Inayati

Topik: Bedah Buku “Social Startup Success” oleh Kathleen Kelly Janus dan Diskusi Wirausaha Sosial

Poin-poin:

  • Pertemuan ke-79 ini membahas buku terakhir dari rangkaian diskusi bulanan, dan akan dilanjutkan dengan buku lain setelah libur Lebaran.
  • Buku yang dibahas adalah Social Startup Success oleh Kathleen Kelly Janus, seorang pengacara, dosen Stanford, dan pendiri Spark, organisasi donor berbasis kesetaraan gender.
  • Buku ini lahir dari survei dan wawancara dengan 100+ pelaku wirausaha sosial dan ahli di AS, bertujuan memahami kunci kesuksesan organisasi nirlaba.

Lima strategi utama kesuksesan wirausaha sosial:

  1. Testing Ideas – Uji ide melalui prototipe dan berinteraksi langsung dengan beneficiaries (bukan sekadar pengguna).
  2. Measuring Impact – Ukur dampak sejak awal, gunakan data kuantitatif dan kualitatif, serta tools seperti theory of change.
  3. Funding Experimentation – Kombinasi antara donasi dan earned income dari jasa atau produk, termasuk model hybrid (seperti Hot Bread Kitchen).
  4. Leading Collaboratively – Hindari dominasi pendiri, penting merekrut tim senior dengan skill pelengkap.
  5. Telling Compelling Stories – Cerita kuat untuk menarik dukungan, termasuk dari beneficiaries langsung.

Contoh organisasi yang disebut:

  • Spark, GiveWell, Room to Read, IDEO, Hot Bread Kitchen, Code2040.

Isu pendanaan:

  • Tantangan umum adalah tekanan untuk mengurangi biaya overhead.
  • Banyak organisasi tetap sangat bergantung pada donasi.

Tanggapan Gita Syahrani (guest speaker):

  • Memaparkan perkembangan wirausaha sosial di Indonesia sejak 2011 melalui jaringan ISEN dan organisasi SOKOLAS.
  • Tantangan utama: belum adanya definisi legal hingga munculnya Perpres No. 20 Tahun 2022.
  • Wirausaha sosial didefinisikan harus menginvestasikan 51% keuntungan untuk misi sosialnya.
  • Data dari studi British Council 2018 menunjukkan ada lebih dari 300.000 wirausaha sosial di Indonesia, terutama di sektor industri kreatif, pertanian, dan pendidikan.
  • Pendanaan mayoritas masih dari kantong pribadi founder (45%), dengan sebagian dari donasi, hibah, dan crowdfunding.
  • Usaha sosial di Indonesia sering menggunakan kombinasi bentuk hukum (PT, yayasan, koperasi) agar fleksibel dalam menerima dana dan menjalankan operasional.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

Podcast Smart: Diskusi Hobi Baca Buku dengan Arif Setiawan

https://www.youtube.com/watch?v=5oy1g4QpgqY Membaca Buku: Hobi yang Mengubah Hidup dan Membuka Peluang Baru Dalam era digital seperti sekarang ini, di mana informasi bisa diakses dengan cepat melalui...

BREED #243: Clear Thinking | Her Noertjahjo, Tofan Rachmat Zaky & Gilang Tresna PAGilang

https://www.youtube.com/watch?v=QHMBcj3rQU8

BREED #242: The Lean Startup | Bagus Rahman Syah, Mirza Pahlevi & Dadan Ramdani

https://www.youtube.com/watch?v=3oJ8VI4mi1w