Bedah Buku Bisnis #71: Drive | Imam Dermawan, Radityo H Wibowo & Inayati Khaerinnisaa

Topik: Diskusi Bedah Buku “Drive” oleh Daniel H. Pink

Poin-poin:

  • Acara bedah buku ini merupakan sesi ke-71 dan membahas buku Drive karya Daniel H. Pink, difasilitasi oleh Imam Dermawan sebagai reviewer utama dan Raditya Ohari Wibowo sebagai penanggap.
  • Buku Drive berfokus pada motivasi intrinsik, khususnya teori Self-Determination oleh Edward Deci yang menyebutkan tiga kebutuhan dasar manusia: kompetensi, otonomi, dan keterhubungan (relatedness).
  • Penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik menghasilkan performa dan kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan motivasi ekstrinsik (reward/punishment).
  • Reward justru bisa menurunkan motivasi ketika tugas memerlukan kreativitas dan pemikiran non-linier.
  • Perusahaan modern seperti Google, Netflix, dan Atlassian menerapkan praktik kerja berbasis otonomi untuk mendorong kreativitas dan inovasi.
  • Tiga elemen penting dalam motivasi 3.0 menurut Daniel Pink:
    • Autonomy: kebebasan dalam memilih cara kerja.
    • Mastery: dorongan untuk terus berkembang menjadi ahli.
    • Purpose: bekerja dengan tujuan yang lebih besar dari diri sendiri.
  • Praktik seperti 20% time di Google dan FedEx Day di Atlassian menunjukkan efektivitas pendekatan ini dalam mendorong inovasi.
  • Motivasi intrinsik juga relevan dalam pendidikan melalui pendekatan project-based learning dan pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning).
  • Mastery dicapai lewat prinsip 70-20-10 (70% dari pengalaman kerja langsung, 20% dari mentoring, dan 10% dari pelatihan formal).
  • Contoh sukses dari motivasi intrinsik: Wikipedia (dibandingkan Microsoft Encarta), donor darah tanpa insentif, dan komunitas open source.
  • Teori McGregor dibahas sebagai pembanding: Teori X (manusia malas dan perlu dikontrol) vs Teori Y (manusia termotivasi secara alami).
  • Motivasi intrinsik dinilai lebih tahan lama, menghasilkan karyawan yang lebih engaged, kreatif, dan berkomitmen tinggi.
  • Sharing dari Raditya menekankan pentingnya alignment antara personal purpose dan organisasi untuk menciptakan performa maksimal.
  • Tantangan terbesar adalah mengubah paradigma lama yang lebih fokus pada motivasi ekstrinsik ke pendekatan berbasis motivasi intrinsik dalam organisasi.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #258: LIFTOFF | Helmi Himawan, Budi Rahardjo & Jaha Nababan

https://www.youtube.com/watch?v=YCL-ISxxiRI Topik: Pembukaan dan Perkenalan Acara Acara diselenggarakan oleh komunitas Breed dalam rangkaian bedah buku ke-258. Moderator: Gilang (sosiolog digital). Reviewer: Fuad Afif Heria (engineer & energy...

BREED #257: The Power of Strangers | Fuad A Herya, Panji Sisdianto & Gilang

https://www.youtube.com/watch?v=ulclyHtsIxQ Topik: Pembukaan Acara Breed 257 Breed telah memasuki minggu ke-257, acara bedah buku rutin. Susunan acara: pembukaan, book review 20 menit, komentar guest 20 menit,...

Style Boleh, Plagiat Jangan? Etika AI dalam Kreativitas (Budi Rahardjo)

AI, Hak Cipta, dan Pertanyaan Etika: Apakah Gaya Bisa Dimiliki? Perkembangan Artificial Intelligence (AI) dalam bidang kreatif, khususnya seni visual dan musik, menimbulkan banyak perdebatan....