Bedah Buku Bisnis #70: This Is Marketing | Bambang Pramujo, Buntoro & Imam Dermawan

Topik: Diskusi Buku “This Is Marketing” oleh Seth Godin

  • Waktu diskusi dialihkan ke malam hari untuk efektivitas manajemen waktu dan partisipasi lebih optimal.
  • Buku yang dibahas adalah “This Is Marketing” karya Seth Godin, digantikan secara mendadak oleh Pak Bambang karena reviewer sebelumnya berhalangan.
  • Moderator: Mas Imam Dermawan, subsea engineer dengan minat literasi tinggi.
  • Guest speaker: Pak Buntoro, founder Mega Andalan Kalasan, produsen alat medis Indonesia yang mendunia.

Poin-poin Utama Review Buku:

  • Definisi Marketing:
    Marketing bukan sekadar menjual, tapi memperkenalkan produk atau jasa yang membantu orang menjadi versi terbaik dirinya.
  • Marketing sebagai Solusi:
    Marketing menawarkan solusi atas masalah pelanggan. Contoh: menemukan tukang servis AC lewat pencarian online adalah hasil dari aktivitas pemasaran.
  • Pengalaman vs Produk:
    Konsumen membeli perasaan dan identitas yang ditawarkan oleh produk, bukan sekadar produknya. Contoh: Tesla dibeli bukan karena fungsinya semata, tapi karena persepsi kesuksesan dan kepedulian lingkungan.
  • Semua Orang adalah Pemasar:
    Minimal, kita memasarkan diri kita sendiri ke lingkungan sekitar melalui citra dan persepsi.
  • Cerita dan Narasi:
    Marketing yang kuat dibangun lewat kisah yang menyentuh emosi dan nilai konsumen. Contoh kisah kacamata $3 di India yang mengubah pendekatan penjualan berdasarkan pemahaman lokal.
  • Pasar Terkecil yang Layak (Smallest Viable Market):
    Penting mengetahui siapa target pasar kita, untuk apa produk dijual, dan bagaimana narasi sesuai dengan mimpi pasar tersebut.
  • Emosi Mengalahkan Logika:
    Hanya 20% keputusan pembelian yang rasional, sisanya berdasarkan emosi. Maka pemasaran harus menyentuh sisi emosional konsumen.
  • Backward vs Forward Marketing:
    Lebih mudah menyediakan produk sesuai kebutuhan pasar (backward) daripada menciptakan produk baru dan mendidik pasar (forward).
  • Komunitas dan Status:
    Orang membeli berdasarkan kelompok sosialnya (people like us do things like this). Contoh penggalangan dana yang berhasil karena menyentuh harga diri donatur.
  • Status Sosial dan Branding:
    Status kini direpresentasikan dalam pilihan merek, layanan eksklusif, loyalty program, dan persepsi prestise (contoh: bank priority, kelas penerbangan).
  • Penutup:
    Diskusi ditutup dengan refleksi pentingnya memahami konsumen secara dalam agar pemasaran berhasil, bukan hanya menjual produk tetapi membangun hubungan dan makna.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #258: LIFTOFF | Helmi Himawan, Budi Rahardjo & Jaha Nababan

https://www.youtube.com/watch?v=YCL-ISxxiRI Topik: Pembukaan dan Perkenalan Acara Acara diselenggarakan oleh komunitas Breed dalam rangkaian bedah buku ke-258. Moderator: Gilang (sosiolog digital). Reviewer: Fuad Afif Heria (engineer & energy...

BREED #257: The Power of Strangers | Fuad A Herya, Panji Sisdianto & Gilang

https://www.youtube.com/watch?v=ulclyHtsIxQ Topik: Pembukaan Acara Breed 257 Breed telah memasuki minggu ke-257, acara bedah buku rutin. Susunan acara: pembukaan, book review 20 menit, komentar guest 20 menit,...

Style Boleh, Plagiat Jangan? Etika AI dalam Kreativitas (Budi Rahardjo)

AI, Hak Cipta, dan Pertanyaan Etika: Apakah Gaya Bisa Dimiliki? Perkembangan Artificial Intelligence (AI) dalam bidang kreatif, khususnya seni visual dan musik, menimbulkan banyak perdebatan....