
Topik: Diskusi Buku “The Corporation in the 21st Century” – Breed #272
1. Latar Belakang Diskusi
- Breed telah membahas ratusan buku lintas topik, dari strategi, marketing, self-help, teknologi, hingga social science.
- Buku kali ini karya John Kay, dibawakan oleh Pak Gatot dengan komentar dari Coach Daha dan Bu Ninggi.
- Tujuan presentasi: mempermudah pemahaman konsep berat agar dapat dipahami generasi muda dan praktisi.
2. Mengapa Buku Ini Penting
- Subjudul buku mempertanyakan “kenapa yang kita pelajari tentang bisnis selama ini salah”.
Presenter tertarik menguji ulang dogma bisnis lama dan cara berpikir modern.
Buku memberikan perspektif kritis tentang struktur, tujuan, serta evolusi korporasi.
3. Key Takeaways Utama dari Buku
a. Evolusi Korporasi dan Fokus pada Kapabilitas
- Perusahaan di abad ke-21 bukan lagi bertumpu pada modal fisik atau tenaga kerja murah, tetapi pada kapabilitas dan pengetahuan (collective intelligence).
- Keunggulan kompetitif berasal dari kapabilitas unik yang sulit ditiru.
b. Kritik terhadap Shareholder Primacy
- Fokus semata pada shareholder value membahayakan keberlanjutan jangka panjang.
- Orientasi finansial berlebihan membuat perusahaan gagal menciptakan “true value”.
c. Pentingnya Struktur Organisasi yang Mediating
- Hierarki tidak salah, tetapi harus berfungsi sebagai mediator, bukan command-and-control kaku.
- Organisasi modern harus fleksibel dan adaptif.
d. Hollow Corporation (Perusahaan Berongga)
- Banyak perusahaan meng-outsource aktivitas non-core sehingga struktur menjadi “hollow”. Fenomena ini bukan baru, sudah ada sejak lama.
- Contoh kasus dibahas dalam berbagai industri, termasuk oil & gas.
e. Ambiguity dan Uncertainty
- Buku menyoroti dua elemen utama yang membentuk lingkungan korporasi modern, tanpa mengadopsi jargon populer seperti VUCA.
4. Kritik terhadap Buku dari Para Pembahas
a. Analisis Terlalu Big-Company Centric
- Buku dianggap membahas perusahaan-perusahaan besar dan lama, kurang relevan untuk konteks Indonesia dan untuk struktur bisnis modern seperti startup atau one-man company.
- Perusahaan-perusahaan teknologi besar (Google, Meta, OpenAI) tidak dibahas.
b. Bersifat Kualitatif dan Tidak Memberikan How-To
- Buku lebih bersifat inspiratif, seperti “berdakwah”, tanpa kerangka implementasi.
- Contoh-contoh penelitian terlalu berpusat pada perusahaan besar di negara maju.
c. Kritik Akademis
- Gagasannya tidak mudah digeneralisasikan untuk perusahaan kecil-menengah atau BUMN.
- Memerlukan integrasi dengan teori resource-based view dan complexity theory untuk lebih aplikatif.
5. Diskusi dan Perspektif Lain dari Narasumber
- Pembahas mengangkat isu: apakah buku ini masih relevan untuk “21st century companies” yang bersifat agile, berbasis teknologi, dan sering kali kecil?
- Muncul rekomendasi tokoh dan literatur lain, termasuk fokus pada perkembangan AI dan co-intelligence.
6. Kesimpulan Sementara dari Presentasi
- Tiga poin utama rangkuman:
- Perusahaan modern berbasis kapabilitas.
- Salah kaprah tentang shareholder value perlu diperbaiki.
- Struktur manajemen harus berubah, lebih adaptif dan bermakna.
- Buku dianggap tetap berharga sebagai pemantik diskusi, meskipun kurang memberikan panduan praktis.
Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Inteligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.


