
Topik: Review Buku “The Leader’s Brain” oleh Michael Platt dan Diskusi Leadership
Poin-poin:
- Buku “The Leader’s Brain” dibahas oleh Coach Jahah dan dinilai menarik namun mengecewakan karena tidak sesuai judul dan penulisannya kurang mengalir.
- Buku lebih tepat diberi judul “Neuro-Leadership” atau “Neuro-Organizations” karena membahas hubungan neuroscience dengan organisasi dan kepemimpinan.
- Penulis, Michael Platt, memiliki latar belakang multidisiplin: antropologi, psikologi, ekonomi, biologi, dan marketing.
- Meski 32% buku berisi referensi ilmiah, isinya tetap berguna untuk memahami penerapan neuroscience di lingkungan kerja.
- Konsep utama: membentuk “super brain” dan “social brain” dalam tim agar tercipta sinergi yang memperkuat performa organisasi.
- Tugas otak dalam organisasi: collect, connect, create, contribute.
- Strategi praktis: gunakan aktivitas sosial (makan bareng, seragam, storytelling) untuk menciptakan brain synchrony.
- Tips negosiasi: konsumsi karbohidrat sebelum negosiasi dan tampil rendah hati agar tidak memicu resistensi sosial lawan bicara.
- Kritik terhadap metode klasik seperti annual review dan 360 feedback karena tidak efektif; lebih baik fokus pada kondisi sekarang (“the now”) dan arah masa depan.
- Buku juga membantah mitos tentang otak kiri-kanan, serta pentingnya self-review untuk kreativitas.
- Teknologi wearable dan pemetaan otak (Brain Genome) disebut sebagai masa depan pengembangan performa kognitif.
- Kesimpulan: investasi sebaiknya bukan hanya untuk membuat individu lebih pintar, tapi membuat organisasi secara sistemik menjadi lebih cerdas.
Topik: Pengalaman Leadership oleh Handipurnama (PT KAI)
Poin-poin:
- Tantangan utama pemimpin: membuat anak buah berani memberi kritik dan masukan, yang butuh budaya belajar dan komunikasi yang terbuka.
- Strategi yang diterapkan: pembelajaran rutin mingguan, berbasis mandiri dan diskusi kelompok.
- Pentingnya membentuk tim yang pintar dan berani menyampaikan ide, kritik, dan masukan—baik secara vertikal maupun horizontal.
- Kegiatan informal seperti sarapan bersama digunakan untuk mencairkan hubungan dan mendorong komunikasi dua arah.
- Pengalaman pribadi menunjukkan keberanian menyampaikan usulan ke atasan dan publik sebagai kunci kepemimpinan berdampak.
Topik: Diskusi Lanjutan (Q&A)
Poin-poin:
- Menanggapi pertanyaan tentang IQ bangsa Indonesia, dijelaskan bahwa kecerdasan tidak hanya dilihat dari IQ tapi juga kecerdasan sosial dan interpersonal (Howard Gardner).
- “Train the organization” dijelaskan sebagai membangun budaya pembelajaran bersama di organisasi, bukan hanya melatih individu.
- Strategi lain: meminta feedback dari bawahan sebelum memberi feedback, untuk membangun kultur terbuka dan minim defensif.
- Perusahaan perlu membentuk kebijakan yang mendukung semangat berbagi, riset, dan prakarsa karyawan (misal “talk card”).
- Tujuan pelatihan organisasi: menciptakan dampak nyata dan sinkron dengan arah strategis perusahaan.
Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-