BREED #216: The Algorithm | Hanif Fakhrurroja, Bullitt Sesariza & Deni Yulian

Topik: Bedah Buku “The Algorithm” oleh Hilke Schellmann

Pengenalan Diskusi

  • Diskusi merupakan bagian dari seri “Breed Club” ke-216.
  • Buku yang dibahas adalah “The Algorithm” yang menyoroti dampak penggunaan AI dalam sistem ketenagakerjaan.
  • Pembicara utama: Hanif Fakhru Roja, peneliti di BRIN dan dosen di Telkom University.

Latar Belakang Buku

  • Penulis: Hilke Schellmann, jurnalis investigatif yang fokus pada HAM dan ketenagakerjaan.
  • Buku ini membahas penggunaan AI dalam proses HR seperti rekrutmen, promosi, hingga pemecatan.

Isu Utama dalam Buku

  • Kekhawatiran terhadap AI: Penilaian berbasis AI yang dilakukan tanpa intervensi manusia berisiko besar menimbulkan bias dan ketidakadilan.
  • Transparansi Rendah: Banyak AI HR menggunakan sistem “black box” yang tidak transparan dalam mengambil keputusan.
  • Dampak Psikologis: Karyawan merasa stres, tidak berdaya, dan frustasi karena tidak memahami proses penilaian dan tidak bisa melakukan banding.

Studi Kasus: Lizzie

  • Lizzie, seorang makeup artist, dipecat karena skor wawancaranya di sistem AI rendah, meskipun kinerjanya sebelumnya sangat baik.
  • Skor berasal dari wawancara video menggunakan platform AI seperti HireVue.
  • Kasus ini menunjukkan bahwa AI bisa membuat keputusan keliru yang berdampak besar.

Bias dalam Data AI

  • AI dapat melanjutkan diskriminasi berdasarkan gender, ras, atau latar belakang sosial karena data pelatihan yang tidak inklusif.
  • Contoh: Amazon menggunakan AI untuk seleksi CV yang ternyata bias terhadap pelamar perempuan.

Tantangan Etis dan Regulasi

  • Banyak perusahaan masih belum memiliki regulasi yang jelas terkait penggunaan AI dalam HR.
  • Penulis menekankan pentingnya keterlibatan manusia dalam proses pengambilan keputusan.
  • Perlu audit berkala untuk memastikan AI tidak menimbulkan diskriminasi.

Efek Jangka Panjang

  • AI yang tidak etis bisa menurunkan produktivitas, merusak hubungan antar karyawan, dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap perusahaan.
  • Penggunaan AI seharusnya mendukung manusia, bukan menggantikan proses keputusan secara penuh.

Kesimpulan

  • AI di bidang HR memang menawarkan efisiensi, tetapi memiliki risiko besar jika tidak diawasi.
  • Dibutuhkan transparansi, akuntabilitas, regulasi ketat, dan keterlibatan manusia agar AI dapat digunakan secara adil dan etis.
  • Pesan utama: teknologi harus melayani dan melindungi manusia, bukan sebaliknya.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #252: Manusia Indonesia | Buntoro, Tonny Warsono, Tofan R Zaky & Kartika

https://www.youtube.com/watch?v=vnaAxtxLPJE

Buku Import Mahal dan Susah Didapat? – Diskusi dengan Helmi Himawan

Membangun Budaya Baca dan Inisiatif Buku Bekas: Cerita Pak Helmi dan Dagobookcafe.com Dalam sebuah perbincangan santai namun sarat makna bersama Mas Miko, Pak Helmi—seorang pencinta...

Diskusi Pendidikan, Smart Classroom, AI dengan Hora Tjitra

Belajar dari China: Transformasi Pendidikan, Teknologi, dan AI China dalam dua dekade terakhir mengalami lompatan luar biasa, tidak hanya dalam sektor ekonomi, tetapi juga pendidikan,...