BREED #181: Hot Seat | Rinaldi Firmansyah & Emil F. Yakhya

Poin-Poin Penting yang dibahas di video tersebut:

1. Tentang Forum Breed

  • Sudah berjalan 181 minggu, rutin membahas buku tiap Rabu.
  • Fokus utama: buku bisnis, kepemimpinan, inovasi, hingga personal development.
  • Forum terbuka untuk review buku, diskusi, dan sharing pengalaman nyata.

2. Buku “Hot Seat”

  • Ditulis oleh Jeff Immelt, CEO General Electric (GE) selama 16 tahun.
  • Menceritakan tantangan memimpin GE setelah Jack Welch, CEO legendaris.
  • Buku ini berisi pengalaman pribadi, strategi, dan refleksi kritis Immelt.

3. Perbedaan Immelt vs. Jack Welch

  • Welch: fokus ke hasil jangka pendek, dominan di sektor keuangan (GE Capital), dinilai sukses secara pasar.
  • Immelt: memimpin di era penuh krisis (9/11, krisis keuangan 2008, Fukushima), lebih fokus ke rekonstruksi dan inovasi industri, dianggap lebih kompleks tantangannya.
  • Immelt dianggap kurang berhasil secara nilai pasar, tapi menyelamatkan GE dari keruntuhan total.

4. Tantangan GE di Era Immelt

  • GE Capital menyumbang >40% laba, tapi berisiko tinggi → harus dijual.
  • Nilai pasar GE turun dari $398B (peringkat 5) menjadi $150B (peringkat 86).
  • Restrukturisasi besar-besaran, spin-off GE Healthcare dan GE Furnova.
  • Fokus baru: GE Aerospace.

5. Pelajaran Kepemimpinan

  • Suksesi CEO penting, idealnya direkomendasikan oleh CEO sebelumnya.
  • Pentingnya leadership dalam menghadapi krisis, bukan hanya ketika stabil.
  • Transparansi dan pelaporan yang baik semakin krusial pasca skandal seperti Enron.

6. GE vs. Konglomerat Lain

  • Perbandingan dengan Astra di Indonesia: memiliki lini bisnis finansial dan industri.
  • Tantangan konglomerat: sulit dinilai akurat oleh pasar, valuasi tidak maksimal.
  • Pasar kini lebih menyukai perusahaan fokus dibanding konglomerat besar.

7. Kesimpulan tentang Jeff Immelt

  • Tidak bisa dikatakan sepenuhnya gagal atau sukses.
  • Dihadapkan pada situasi dan tantangan luar biasa.
  • Melakukan tindakan berani dan menyelamatkan GE dari potensi bangkrut.

catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Inteligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya agar tidak salah.

-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

Vibe Coding: Cara Baru Ngoding di Era AI

Mengenal Vibe Coding: Ngoding Gaya Baru Era AI Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan, muncul pendekatan baru dalam dunia pemrograman bernama Vibe Coding. Metode ini...

BREED #238: The GOAL | Hanung Teguh, Army Alghifari & Fuad A Herya

https://www.youtube.com/watch?v=gPYpISHRVxc Berikut adalah ringkasan dan poin-poin diskusi dari buku “The Goal” karya Eliyahu M. Goldratt, sebagaimana dibahas dalam sesi review tersebut: Topik Utama Buku Buku ini...

The Overpost: TRUMP NYESEL HAJAR 145% TARIFF KE CHINA?! – AMA Leon The Overpost

Ringkasan: 1. Alasan Apple Enggan Investasi di Indonesia Apple tidak mau berurusan dengan birokrasi berbelit (20 instansi), mafia tanah, dan premanisme. Menginginkan efisiensi, kepastian hukum, dan stabilitas operasional. 2. Dampak Perang Dagang AS - China pada Apple Trump awalnya mengenakan tarif 145% tapi kemudian memberi pengecualian pada produk penting seperti iPhone. Apple terlalu besar untuk gagal (too big to fail) – menyumbang 6-7% bobot S&P 500. Ketergantungan besar pada China (80-90% iPhone dibuat di sana) membuat sulit berpindah dalam waktu singkat. Penurunan harga saham Apple 20% dalam seminggu setelah pengumuman tarif.