BREED #142: The Messy Middle | Septian Pamungkas, Beno K Pradekso & Mirza Pahlevi

Topik: Diskusi Buku “The Messy Middle” oleh Scott Belsky dalam sesi BRID ke-142

Poin-poin:

  • Pembukaan dan Perjalanan BRID
    • Sesi ke-142 ini menandai perjalanan panjang komunitas BRID dalam membedah berbagai buku, dari strategi bisnis, teknologi, hingga pengembangan diri.
    • Buku-buku populer yang telah dibahas meliputi “Make to Stick”, “Quiet”, dan kini “The Messy Middle”.
    • Agenda ke depan sudah terisi hingga September, dengan berbagai topik dan reviewer yang beragam.
  • Moderator dan Reviewer
    • Moderator: Pak Mirza, Director of Business Development PT Halotech Indonesia.
    • Reviewer: Septian, alumni Telkom University, aktif sebagai game music composer, dan founder Monkey Melody.
    • Septian menyampaikan ini adalah pengalaman pertama mereview buku di BRID.
  • Isi Buku “The Messy Middle”
    • Ditulis oleh Scott Belsky, pendiri Behance dan kini Chief Strategy Officer di Adobe.
    • Buku berangkat dari pengalamannya membangun Behance dan kesulitan yang dialami di fase “tengah” perjalanan bisnis.
    • Dibagi dalam tiga bagian utama: Endure, Optimize, dan Final Mile.
  • Pelajaran dari Bagian Endure
    • Self-awareness adalah keunggulan kompetitif utama dalam bisnis.
    • Pentingnya merayakan “small wins” untuk menjaga semangat tim dan pribadi.
    • Perlu membagi perjalanan panjang menjadi chapter agar tidak kehilangan arah.
  • Pelajaran dari Bagian Optimize
    • Harus terbuka pada kejutan dan memiliki rasa ingin tahu terhadap kenapa sesuatu terjadi.
    • Dokumentasi dan pencatatan sangat penting untuk memahami pola pertumbuhan dan menyusun strategi ke depan.
  • Pelajaran dari Final Mile
    • Pentingnya tetap rendah hati dan terus belajar, bahkan ketika berada di puncak.
    • Jika harus mengakhiri perjalanan, lakukan dengan elegan agar tetap menjaga relasi dan reputasi.
  • Tanggapan Pak Beno (Guest)
    • Berbagi pengalaman pribadi membangun Solusi 247.
    • Menekankan bahwa grafik pertumbuhan bisnis tidak pernah mulus, selalu ada tantangan dan kejutan.
    • Strategi bertahan meliputi: memindahkan pusat pengembangan ke Jogja untuk efisiensi, dan beralih ke tools low-code untuk efisiensi teknis dan SDM.
    • Menekankan pentingnya belajar dari kegagalan dan terus berinovasi meskipun dalam kondisi sulit.

Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Inteligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

BREED #253: The Six Disciplines of Strategic Thinking | BREED Team

https://www.youtube.com/watch?v=wFHzRRPynIU Topik: Diskusi Buku "Six Disciplines of Strategic Thinking" karya Michael D. Watkins Poin-poin: Fokus buku pada pentingnya kemampuan berpikir strategis di lingkungan yang kompleks, tidak...

BREED #254: Delivering Happiness | Titus Herdiawan, Devid Hardi & Rois Solihin

https://www.youtube.com/watch?v=H7Nb2abEMoU Topik: Diskusi Buku "Delivering Happiness" oleh Tony Hsieh Profil Buku dan Penulis Buku ini menceritakan perjalanan hidup dan bisnis Tony Hsieh, dari masa kecil hingga...

Masih Perlukah Kuliah IT di Era AI? Ini Jawaban yang Harus Kamu Dengar Sebelum Pilih Jurusan (dengan Pak Budi Rahardjo)

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) membuat banyak calon mahasiswa mulai bertanya-tanya: Apakah masih penting kuliah di jurusan IT?Apalagi sekarang, berbagai pekerjaan sudah bisa dibantu bahkan...